Cara Sederhana Nelayan Wakatobi Mendeteksi Keberadaan Ribuan Ikan dari Perilaku Lumba-lumba
Ini cara sederhana nelayan Bajo di Wakatobi mendeteksi keberadaan ribuan ikan siap tangkap di laut dari melihat perilaku lumba-lumba.
Editor: Agung Budi Santoso
Para nelayan bukan sedang bermain-main ketika menerbangkan layang-layang, melainkan tengah memancing. Nelayan mengaitkan layang-layang dengan umpan yang posisinya kemudian terapung di atas air.
![](http://cdn-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/wakatobi-wisata-tourism_20141212_145848.jpg)
Pesona wisata bahari di Wakatobi.
Ketika umpan tampak bergerak ditarik ke dalam laut, nelayan akan sigap menarik tali umpan yang dimakan tuna atau cakalang tersebut.
Isyarat ”lummu”
Berdasarkan hasil pengamatan program kerja sama The Nature Conservancy-World Wildlife Fund dan Taman Nasional Wakatobi, sejak 2006 hingga saat ini, ada lima jenis lumba-lumba yang teridentifikasi di perairan Wakatobi, yakni lumba-lumba paruh panjang, lumba-lumba hidung botol, totol, gigi kasar, abu-abu.
Selain itu, ada pula paus kepala semangka, paus biru, paus sperma, dan paus sirip pendek.
Orang Bajo juga menganggap lummu sebagai sahabat manusia. Banyak nelayan menceritakan pengalaman mereka dibantu lummu, termasuk Derbi, ketika mesin body-nya mati di tengah samudra. Ia merasa ada lummu putih di belakang mendorong body-nya dan di depan memberi petunjuk arah pulang.
”Ada kepercayaan, kalau ada lummu muncul dari arah samping ke depan seperti menghalangi, berarti kita harus berbelok. Itu isyarat di depan ada mara bahaya.
Begitu pula kalau ada lummu datang melawan arus, yakni dari arah depan menuju daratan, itu isyarat ada peristiwa buruk di daratan. Nelayan harus segera pulang,” kata Derbi.
Meski begitu, ada pula lummu yang menjadi ”musuh” nelayan, yakni lummu bergaris. Lummu jenis ini berenang lambat sehingga tidak pintar mencari mangsa. Mereka senang memakan hasil tangkapan nelayan.
Sekawanan lummu masih sibuk hilir-mudik mencari makan ketika kami dengan berat hati harus mengucapkan selamat tinggal. Tujuan berikutnya adalah spot koloseum, tidak jauh dari Pelabuhan Sombu, yang dikenal sebagai tempat snorkeling.
Perairannya dangkal dengan kekayaan terumbu karang yang mengagumkan. Taman Nasional Wakatobi ditetapkan Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan PBB (UNESCO) sebagai salah satu cagar biosfer dunia.
Bupati Wakatobi Hugua mengatakan, di perairan Wakatobi ditemukan 942 jenis ikan dan 750 jenis terumbu karang dari 850 jenis yang ada di dunia. Sementara Laut Karibia yang terkenal itu hanya memiliki 50 jenis dan Laut Merah dengan 300 jenis terumbu karang.
Jernihnya air membuat pandangan kami leluasa menikmati ikan berwarna-warni dan tebaran terumbu karang aneka bentuk. Keindahannya lebih mudah dikenang dalam ingatan.
Tentakel terumbu karangnya seakan melambai-lambai mengingatkan bahwa mereka makhluk hidup rapuh, yang mudah rusak jika tersentuh. Perairan dangkal ini langsung berbatasan dengan palung yang ditandai dengan air yang berwarna biru gelap. Ikan-ikan lebih banyak bergerombol di sini.