Penginapan di Jogja yang Kamar Mandinya Masih Pakai Gayung Harus Ganti Shower, Ini Alasannya
Semua penginapan di Jogja dan sekitarnya yang kamar mandinya masih pakai gayung diharuskan ganti shower. Ini alasannya.
Editor: Agung Budi Santoso
TRIBUNNEWS.COM - Menurut pengamatan Dinas Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta beberapa tahun belakangan ini, semakin banyak turis mancanegara yang memilih menginap di home stay sekitar lokasi wisata.
Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Dinas Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta, Aris Riyanto, saat ditemui KompasTravel, Minggu (6/9/2015) lalu.
“Homestay di sekitar lokasi wisata banyak diminati oleh para turis, terutama turis backpacker. Sehingga Dinas Pariwisata DIY memiliki tanggung jawab untuk melakukan pembinaan terhadap masyarakat sekitar yang memiliki usaha home stay untuk disesuaikan agar memadai dan nyaman saat para wisatawan asing tersebut menginap,” ujar Aris.
Kloset duduk, toilet standar turis asing.
Pada bulan Januari 2015, Dinas Pariwisata DIY memberikan bantuan bukan dalam bentuk uang kepada para pemilik home stay di sekitar kawasan Ekowisata Gunung Api Purba Nglanggeran.
“Kami memberikan bantuan berupa kloset duduk dan shower untuk dipasang secara mandiri oleh para pemilik home stay. Alasannya adalah tidak semua turis bisa mandi menggunakan gayung, sehingga itu akan meningkatkan kenyamanan tinggal untuk para wisatawan,” kata Aris.
Selain dukungan berupa fasilitas, Dinas Pariwisata DIY juga memberikan pembinaan kepada kelompok sadar wisata di sekitar lokasi untuk mengembangkan diri.
Aris menambahkan, beberapa kelompok sadar wisata menghubunginya untuk berkonsultasi terkait ingin dilatih bahasa Inggris agar dapat berkomunikasi dengan wisatawan asing.
Bath tub, kamar mandi berendam yang biasa dipakai turis asing.
“Kami bekerja sama dengan beberapa organisasi wisata mengajarkan mereka untuk membuat paket wisata. Atau mengajarkan bagaimana menyajikan makanan yang baik di home stay agar terlihat berkelas.
Sehingga kapabilitas kelompok masyarakat ini meningkat,” kata Aris.
Kepala Dinas Pariwisata DIY ingin potensi yang ada di masyarakat dapat meningkat.
Misalnya dengan pengembangan wisata Candi Ijo dengan pembangunan amphitheater, hal tersebut dimaksudkan agar warga sekitar yang saat ini mayoritas bekerja sebagai penambang batu beralih menjadi pegiat wisata. (Adhika Pertiwi)