Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Rela Bangun Pagi Buta, Mendaki Perbukitan, Demi Keindahan Sunrise di Taman Bumi Batur

Rela bangun pagi dan capek mendaki perbukitan di atas Danau Batur terbayar oleh pesona matahari terbit di Taman Bumi Batur.

Editor: Agung Budi Santoso
zoom-in Rela Bangun Pagi Buta, Mendaki Perbukitan, Demi Keindahan Sunrise di Taman Bumi Batur
Foto-foto: Kompas/ Riza Fathoni
Panorama Danau Batur dan Gunung Batur dilihat dari puncak Kaldera Batur atau disebut juga double view di Desa Hulun Danu, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, Bali. 

TRIBUNNEWS.COM - Taman Bumi Batur, satu-satunya ”geopark” yang diakui dunia di Indonesia, menawarkan pemandangan menakjubkan dari deretan pegunungan.

Keindahan itu semakin kentara jika disaksikan menjelang matahari terbit dari ketinggian. Keindahan itu memikat wisatawan dari berbagai penjuru dunia.

Mereka rela bangun di pagi buta lalu mendaki perbukitan sunyi di atas Danau Batur.

Setiap menjelang dini hari, jalur pendakian di Lereng Gunung Batur tampak menyala oleh kerlap-kerlip cahaya yang seolah menyambung dari kaki hingga puncak gunung.

Cahaya itu berasal dari senter penerangan jalan yang dibawa para pendaki yang selalu ramai ke arah puncak Batur. Jauh dari keramaian kerlap-kerlip cahaya itu, segelintir wisatawan justru tertarik menempuh rute sunyi yang tak banyak dilalui demi pemandangan menakjubkan matahari pagi.


Panorama Danau Batur dari atas ketinggian bukit.

Sejak langit masih diterangi bintang-bintang pagi, rombongan sudah bersiap mendaki menuju Banjar Alengkong yang merupakan dusun tertinggi di atas Pura Hulun Danu Batur.

Karena jalanan ekstrem yang tak bisa dilalui mobil biasa, perjalanan lebih nyaman ditempuh menggunakan mobil berpenggerak empat roda.

Berita Rekomendasi

Ditemani sopir andal Wayan Kocong, perjalanan dari hotel di Desa Kedisan menuju titik tertinggi Bubung Gede (1.525 meter di atas permukaan laut) menempuh waktu sekitar satu jam.

Memasuki Banjar Hulun Danu, jalanan terus mendaki dengan jurang di sepanjang kanan dan kiri. Tiba di Banjar Alengkong, mobil berjalan perlahan karena jarak pandang tak sampai 1 meter oleh tebalnya kabut.

Mobil kemudian terpaksa diparkir di tepi jalan karena jalan setapak mendaki tak memungkinkan lagi ditempuh dengan kendaraan. Bersenjatakan senter di tangan, kaki menapaki bukit terjal mendaki dengan tanah gembur yang mudah lepas.

Puncak Rinjani

Apa boleh buat, kali ini, matahari enggan mempertunjukkan ritual pagi dengan terbit dari balik pegunungan.

Hanya sesaat, Gunung Agung yang merupakan gunung tertinggi di Pulau Bali dan Gunung Rinjani di Lombok, Nusa Tenggara Barat, tampak membayang di langit sebelum kemudian kembali tertelan pekatnya kabut pagi.

Pemandangan baru benar-benar cerah setelah lewat pukul 07.00.

Halaman
123
Sumber: KOMPAS
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas