Rela Bangun Pagi Buta, Mendaki Perbukitan, Demi Keindahan Sunrise di Taman Bumi Batur
Rela bangun pagi dan capek mendaki perbukitan di atas Danau Batur terbayar oleh pesona matahari terbit di Taman Bumi Batur.
Editor: Agung Budi Santoso
Jika cuaca sedang murah hati, kombinasi pemandangan di Bubung Gede menyuguhkan keindahannya.
Di sebelah barat tampak Danau Batur dan Gunung Batur, Gunung Abang dan Gunung Agung di sebelah selatan, sedangkan di sebelah timur terlihat Selat Lombok dan Gunung Rinjani di Lombok.
Untuk menghibur kekecewaan, para pemandu wisata yang menemani wisatawan asing itu mempertontonkan foto matahari terbit ketika cuaca cerah yang dipotret dengan menggunakan telepon seluler.
Dari gambar tersebut terlihat indahnya Puncak Rinjani bersanding dengan Puncak Gunung Agung, Gunung Abang, dan Gunung Batur.
Di kejauhan tampak pula indahnya lautan dan tepat di bawah tebing terlihat Danau Batur. ”Kalau matahari enggak muncul, kami juga merasa sedih,” kata pemandu wisata, Agus.
Perlahan setelah kabut menghilang, seluruh gugusan pegunungan dan danau mulai tampak. Namun, karena matahari sudah naik cukup tinggi, Gunung Rinjani dan pemandangan laut tak lagi tertangkap oleh mata.
Sarapan pagi memang terasa berkesan karena dari balik kabut tiba-tiba datang Kadek Warni yang menjajakan kopi bali panas seharga Rp 5.000 per gelas.
Jalur pendakian Batur ini, menurut pasangan wisatawan dari Belanda, sangat menarik karena murah dengan biaya hanya Rp 300.000, sudah termasuk sewa kapal menyeberangi Danau Batur.
”Inilah keuntungannya tracking di Bali. Tidak ada matahari, maka tidak ada uang. Tapi setidaknya kami bisa sarapan di tempat indah ini,” tambah William yang menuai tawa semua orang.
Tak menyaksikan matahari terbit, perjalanan turun menuju Danau Batur bisa menjadi pengobat kekecewaan.
Melewati hutan pinus, wisatawan disuguhi keindahan alam danau dan disambut perahu yang akan membawa mereka menyeberang.
Rute jalan kaki di Kaldera Danau Batur ini terbukti banyak memikat minat wisatawan dari Eropa, Amerika, termasuk wisatawan Asia dari Singapura, Malaysia, dan India.
Untuk Kaldera Batur Tracking dengan jalur pendakian ke Bubung Gede tersedia sekitar 35 pemandu wisata yang tergabung dalam organisasi Bali Tracking Caldera Batur.
Lokasi ini jarang dikenal wisatawan lokal dan justru diminati turis asing sejak setahun terakhir. Jumlah pengunjung dengan maksimal empat orang per grup biasanya ramai di musim kemarau seperti saat ini.