Jangan Tolo dan Ayam Goreng Mbah Kebo di Kulonprogo yang Bikin Kangen Mampir
Jangan (sayur) tolo dan ayam goreng Mbah Kebo di Kulonprogo ini memang selalu bikin kangen mampir.
Editor: Agung Budi Santoso
Laporan Wartawan Tribun Jogja, Hamim Thohari
TRIBUNNEWS.COM, KULONPROGO - Menjelang pukul 12.00 sebuah bangunan rumah sederhana berarsitektur Jawa di dusun Jambon, Desa Donomulyo, Kecamatan Nanggulan, Kabupaten Kulonproho ramai didatangi sejumlah orang.
Mereka datang untuk makan siang di rumah yang sekaligus dijadikan warung makan oleh Sumiyati (60).
Meskipun berada di desa yang cukup jauh dari keramaian, sekitar 25 kilometer sebelah barat dari pusat Kota Yogyakarta, tetapi warung makan bernama Warung Makan "Mbah Kebo" ini selalu ramai didatangi pelanggannya.
Adalah jangan/ sayur tolo dan ayam goreng kampung yang membuat setiap orang ingin kembali setelah makan di warung makan tersebut.
Sayur tolo bercita rasa pedas tersebut adalah "jangan ndeso" yang saat ini cukup sulit ditemukan di tempat lain.
Sayur tolo pedas khas Mbah Kebo ini, berisikan kacang tolo, daun so (mlinjo), tempe semanget dipotong kecil-kecil, cabai dan kuah santan kelapa yang gurih.
Ayam goreng Mbah Kebo.
Menu itu disajikan setiap hari secara turun temurun sampai sekarang, dan Sumiyati adalah generasi ketiga yang meneruskan usaha warung makan tersebut.
"Dulu yang pertama jualan jangan tolo adalah Mbah saya yang bernama Mbah Sumodrono, kemudian diteruskan oleh bapak saya (Mangunwiyono), dan saat ini gantian saya yang jualan. Saya sendiri sudah lebih dari 30 tahun meneruskan usaha ini. Jadi mungkin warung ini sudah ada hampir 100 tahun," ujar Sumiyati dalam bahasa Jawa.
Selain sayur tolo, di warung tersebut juga menyediakan beberapa jenis sayur lain, seperti besengek tempe-tahu, dan sayur tahu-tempe bercita rasa gurih (tidak pedas).
Terdapat perbedaan menu yang disajikan pada masa Mbah Sumodrono, Mbah Mangun Wiyono, dibandingkan dengan saat ini.
Saat ini terdapat menu ayam goreng yang juga menjadi andalan warung makan Mbah Kebo, dimana dulu menu ini belum ada.
"Dulu zamannya susah Mas, tidak ada orang yang makan menggunakan ayam. Dulunya makannya cuma nasi sayur dan lauknya cuma tahu tempe," cerita Sumiyati.
Ayam goreng di warung makan ini bercita rasa gurih manis, karena sebelum digoreng dibacem terlebih dahulu.