Ritual di Toraja Ini Konon Menentukan Apakah Roh Seseorang Menjadi Dewa atau Justru Gentayangan
Rambu Solo diadakan untuk menghormati yang meninggal dan mengantarkan arwahnya menuju alam roh.
Editor: Malvyandie Haryadi
Rante dilaksanakan di lapangan khusus yang telah disiapkan.
Rante selalu menarik perhatian wisatawan yang datang, karena dalam Rante terdapat rangkaian ritual.
Ritual-ritual yang terdapat di upacara Rante adalah proses pembungkusan jenazah (mabalun, ma’tudan), pembubuhan ornamen-ornamen yang terbuat dari emas dan perak pada peti jenazah (ma’roto), hingga membawa peti jenazah ke tempat peristirahatan terakhir.
Ada pula beberapa atraksi budaya yang selalu ada di Rante, yakni adu kerbau (mappasilaga tedong atau tedong silaga), kerbau-kerbau yang akan disembelih harus diadu terlebih dahulu.
Kerbau yang akan disembelih atau biasa disebut ma’ tinggoro tedong adalah kerbau-kerbau yang harus terpilih, bukan kerbau biasa.
Biasanya masyarakat Tana Toraja memilih tedong bonga (kerbau bule).
Harga tedong bonga tidaklah murah. Satu ekor tedong bonga harganya mencapai 10-50 juta perekor.
Lalu, ada prosesi adu kaki atau biasa disebut dengan sisemba.
Ada pula prosesi ma’badong.Ma’ badong merupakan nyanyian dalam bahasa Toraja yang berisi syair-syair pujian, nasihat, dan riwayat hidup.
Orang-orang yang melaksanakan ma’ adong disebut pa’ Badong.
Pa’ badong akan berkumpul membentuk lingkaran, saling mengaitkan kelingking, lalu memulai prosesi ma’badong.
Ma’badong dilaksanakan pada siang hari (saat pemindahan peti jenazah dan saat tamu datang), maupun pada malam hari.
Pada siang hari, yang dapat melaksanakan ma’badong hanyalah group pa’ badong yang sudah terpilih.
Sedangkan untuk malam hari, siapa saja boleh melaksanakan ma’ badong.