Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Masjid Agung Alkaromah Martapura: Saat Banjir Bandang, Konon Air Menghindari Masjid Ini

Tiang ini dan besi-besi tersebut tampak berusia tua, sangat kontras dengan tiang-tiang lainnya di sekelilingnya.

Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in Masjid Agung Alkaromah Martapura: Saat Banjir Bandang, Konon Air Menghindari Masjid Ini
Banjarmasin Post/Yayu
Masjid Agung Alkaromah Martapura. 

Sesekali, luangkanlah waktu Anda untuk mengeksplorasi tiap sudutnya, karena Anda pasti akan menemukan banyak hal yang bernuansa klasik khas Banjar di sini.

Sekilas jika melihat masjid ini akan tampak seperti masjid baru, namun jika dicermati dan dieksplorasi secara mendalam, Anda baru akan tahu jika masjid ini adalah tempat ibadah berusia tua dan penuh sejarah masa lalu.

masjid
Suasana di dalam Masjid Agung Alkaromah, Martapura. (Banjarmasin Post/Yayu Fathilal)

Ada beberapa kotak amal berbahan besi yang berat dan tebal, berukuran besar dan berukiran klasik yang menandakan benda ini adalah properti kuno milik masjid ini.

Di dalamnya dipenuhi interior modern, namun ada satu konstruksi menarik di bagian tengahnya yang tampak kontras dengan suasana modern itu, yaitu berupa atap kayu berukiran dilengkapi beberapa tiang kayu.

Catnya pun berbeda dari sekelilingnya, yaitu berwarna hijau dan kuning.

Bagian ini merupakan konstruksi bangunan lama masjid ini.

Sekarang desain bangunannya lebih bernuansa Eropa.

BERITA TERKAIT

Dulu rancangannya seperti Masjid Sultan Suriansyah di Banjarmasin yang mengadopsi desain masjid di Demak, Jawa Tengah dikolaborasikan dengan ukiran-ukiran khas Banjar.

Di tengahnya, Anda mungkin akan dibuat terkejut atau bahkan terkesima karena ada empat tiang yang berukuran lebih besar dari tiang lainnya di masjid ini.

Posisinya saling berhadapan membentuk segi empat.

Tiangnya dipenuhi ukiran klasik, namun bukan itu daya tariknya, melainkan di sekelilingnya ada banyak rangkaian kembang barenteng khas Banjar yang dikaitkan dengan besi-besi pengait melengkung yang ujung-ujungnya tajam.

Tiang ini dan besi-besi tersebut tampak berusia tua, sangat kontras dengan tiang-tiang lainnya di sekelilingnya yang masih tampak baru dan berbahan beton.

Kembang-kembang itu berupa rangkaian bunga mawar, melati, cempaka dan kenanga yang masih segar dirangkai menggunakan batang pisang sebagai pangkalnya.

Batang pisang ini yang dikaitkan ke besi yang menancap di tiang tersebut.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Populer

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas