Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Arief Yahya: Kebijakan Jokowi Bikin Optimis Kami Kejar Target 20 Juta Wisman di tahun 2019

Puluhan tahun Kemenpar RI mencari jalan untuk membebaskan visa kunjungan ke Indonesia, selalu terbentur problem regulasi

Editor: Toni Bramantoro
zoom-in Arief Yahya: Kebijakan Jokowi Bikin Optimis Kami Kejar Target 20 Juta Wisman di tahun 2019
Foto Dhani Irfan
Arief Yahya 

Begitu pun Cabotage, bagi kapal-kapal pesiar. Tidak harus kapal yang berbendera Indonesia yang boleh menurunkan dan menaikkan penumpang di pelabuhan di Indonesia.

Kapal asing juga boleh. Dengan begitu, tour operator asing mulai bisa menjual paket wisata bahari di Indonesia. Tentu, ini pengaruhnya tidak langsung sekarang, tetapi ke depan memberi peluang yang besar bagi hadirnya wisman dengan cruise.

“Bebas Visa, Penghapusan CAIT dan Cabotage itulah salah satu materi yang kami promosikan besar-besaran di mancanegara dengan konsep mengail di kolam yang banyak ikannya, seperti Singapore, Hongkong, Macau, berbagai objek dan event pariwisata dunia yang mencatat banyak wisatawan asing.

Singapore misalnya, 1-11 Oktober 2015 lalu memperkenalkan Indonesia melalui pameran di Changi International Airport, yang lalu lalang jutaan orang, baik yang transit maupun yang punya tujuan ke Singapore,” jelas Arief Yahya.

Perpres No. 105 Tahun 2015 tentang Yacht Asing itu sudah diundangkan tanggal 30 September 2015, menggantikan Pepres No. 79 Tahun 2011 dan Perpres No. 180 Tahun 2014. Perpres No.105 Tahun 2015 ini antara lain menghapus ketentuan mengenai CAIT (Clearance Approval for Indonesia Territory).

Penghapusan CAIT ini diproyeksikan meningkatkan jumlah kunjungan perahu pesiar (yacht) ke Indonesia mencapai 5.000 yacht tahun 2019, dengan perolehan devisa sebesar USD 500 juta.

Pencabutan asas cabotage untuk Cruise (Kapal Pesiar) asing, adalah penumpang boleh naik turun di lima pelabuhan di Indonesia. Yakni Belawan, Medan, Tanjung Priok, Jakarta, Tanjung Perak, Surabaya, Benoa, Bali, Soekarno–Hatta, dan Makassar

Berita Rekomendasi

Kebijakan Pencabutan asas cabotage cruise ini diproyeksikan meningkatkan jumlah kunjungan kapal pesiar (cruise) asing ke Indonesia mencapai 1.000 kapal pesiar pada tahun 2019 dengan perolehan  devisa sebesar USD 300 juta.

Lebih lanjut Arief juga membenarkan, satu tahun Singapore dikunjungi 15 juta wisatawan, padahal luasan Pulau Singapore itu hanya seperlima Pulau Dewata Bali. Bali sendiri hanya 4 juta per tahun.

“Karena itu, kalau Bali Nusa Dua dikembangkan lagi menjadi pusat financial services, pasti akan lebih banyak lagi orang ke Bali, bukan hanya wisata leisure, tetapi juga wisata berbasis bisnis keuangan. Nusa Dua sangat berpotensi untuk itu, menjadi pusat bisnis, seperti Singapore dan Hongkong, dengan daya dukung pariwisata yang sudah eksis,” kata Mantan Dirut PT Telkom yang kenyang dengan dunia marketing, digital IT, dan financing itu.

Banyak yang bertanya, kalau promosi digencarkan, apakah dampaknya langsung? Malaysia mendapatkan 27 juta wisatawan dan Thailand 25 juta, itu juga tidak setahun dua tahun. Bahkan puluhan tahun mempromosikan Truly Asia dan Amazing Thailand.

Gencar, besar-besaran, di semua channel, di berbagai negara sasaran, dan agresif dalam banyak momentum.

“Saya ibaratnya kita punya mangga arum manis di belakang rumah. Kalau tidak dipromosikan, apa ada orang yang mau beli? Apa ada yang tahu? Sedangkan tetangga, dipajang di depan rumah, ditulisi Truly Mangga, Amazing Mangga, Incredible Mangga, Sparkling Mangga, lalu dijajakan dengan agresif? Kalau kita mau merebut pasar, ya harus berani bersaing di kreatif promosi? Kalau tidak, ya kita bisa kehilangan momentum, kita merasa bagus, cantik, hebat, tapi tidak banyak orang tahu,”  ungkap Arief Yahya.

Bagaimana dengan destinasi kita? Kalau dipromosikan besar-besaran, lalu orang datang, dan melihat ternyata tidak seindah warna aslinya? Apa itu tidak menjadi pukulan balik dan promosi negatif buat pariwisata nasional? Kesiapan infrastruktur kita masih jauh dari dibilang “baik” dan “layak” untuk wisata?

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
Berita Populer
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas