Arief Yahya: Kebijakan Jokowi Bikin Optimis Kami Kejar Target 20 Juta Wisman di tahun 2019
Puluhan tahun Kemenpar RI mencari jalan untuk membebaskan visa kunjungan ke Indonesia, selalu terbentur problem regulasi
Editor: Toni Bramantoro
“Karena itu Kemenpar membuat prioritas. Hanya kawasan yang betul-betul siap, betul-betul ready, punya daya tampung yang cukup, yang dipromosikan besar-besaran. Kami punya great Bali, great Jakarta, dan great Batam. Tiga titik itulah yang kami besarkan,” jelasnya.
Daerah lain, yang masuk Great Bali, secara otomatis juga akan dipromosikan dan secara langsung bisa menggunakan tiga great itu untuk berpromosi, karena sudah ada wisman yang ke sana.
Misalnya, Lombok, Labuan Bajo, Alor, dan sederetan dari NTB-NTT. Di sebelah barat, ada Banyuwangi, Jawa Timur, yang sudah mulai menggunakan Great Bali untuk mendongkrak popularitasnya di destinasi wisata.
Demikian pula di Great Batam, ada Bintan, ada Tanjung Balai Karimun, dan banyak pulau yang tersebar di Kepri. Mereka bisa mendapatkan “berkah” dari promosi Great Batam yang sudah mulai digeber sejak Juni 2015. Begitu pun Great Jakarta?
“Okupansi hotel di Bali itu rata-rata per tahun baru 50% dari kapasitas yang tersedia. Artinya, jika digenjot dengan 20% tambahan lagi, itu baru 60% dari kapasitas, masih ada 40% lagi yang belum terisi. Bahkan jika Bali bisa naik 50% saja, baru mencapai 75% daya tampung Bali,” jelas Arief Yahya.
Promosi itu, lanjut Arief, adalah investasi. Bukan biaya yang dicatatkan dalam operational cost di sheet laba rugi, tetapi angka promosi itu dibukukan dalam neraca. Masuk dalam investasi.
Mengambil benefitnya ada leg, atau jeda. Promosi di awal tahun, hasilnya baru pertengahan dan akhir tahun. Promosi di tahun ini, bisa jadi dampaknya baru terasa pertengahan tahun depan.
“Karena produk pariwisata adalah produk services, produk jasa, bukan barang yang langsung bisa dibeli dan dibawa,” kata dia.
Soal promosi, aku Arief Yahya, Kemenpar sudah mendapatkan reputasi yang cukup oke.
“Peringkat brand Wonderful Indonesia melesat hampir 100 tingkat, menjadi 47 dari 141 negara. Lombok juga kita geber menjadi World Halal Travel Award 2015. Indonesia masuk 5 kategori, mudah-mudahan saja bisa tembus di bulan Oktober 2015 ini.”