Jelajah Candi-candi di Dataran Tinggi Dieng, "Negeri Para Dewa" di Jawa Tengah
Sepanjang perjalanan, mata Anda akan dimanjakan pemandangan pegunungan yang masih alami.
Editor: Malvyandie Haryadi
Saat di Dieng, jangan lupa menjajal kuliner khas. Anda yang ingin menghangatkan tubuh bisa memesan minuman berbahan purwaceng.
Bahan obat ini oleh warga diracik menjadi kopi purwaceng, teh purwaceng, susu purwaceng dan purwaceng putri.
Minuman ini memang menjadi ciri khas dataran tinggi Dieng.
"Salah jika orang beranggapan purwaceng hanya sebagai minuman penambah stamina pria, di sini purwaceng menjadi minuman penghangat tubuh," kata Nur Hayati (24), seorang pedagang minuman purwaceng di kawasan Candi Dieng.
Minuman tersebut dibanderol Rp 2.500 per gelas dan bisa dibeli dalam bentuk serbuk per bungkus seharga Rp 50.000-Rp 70.000 per kardus.
Jangan lupa juga memesan sepiring mi ongklok. Mi khas Wonosobo ini dibuat dari tepung kanji.
Pada dasar mangkuk terdapat sayur kol yang selanjutnya diguyur mi dan kuahnya.
Sebagai topping ada suiran daging ayam. Mi ini biasa dinikmati bersama sate sapi.
Seporsi mi ongklok dan lima tusuk sate sapi dihargai Rp 20.000.
Sebagai kudapan, tersedia mendoan.
Tempe berbalut tepung yang digoreng setengah matang ini dijual di hampir setiap kedai kopi dan warung tenda kaki lima di Dieng.
Untuk oleh-oleh, Anda bisa membawa manisan carica (baca: karika).
Buah ini sebenarnya tidak berbeda dari buah pepaya namun, kandungan zat yang dari tanah Dieng membuat buah yang dihasilkan lebih kecil, sekitar 10 sentimeter aja.
Sebotol manisan carica dihargai Rp 12.000. (*)