Menu Asam Pedas Baung di Resto Bersuasana Kental Melayu di Pekanbaru
Mau menyantap menu asap pedas baung di resto bersuasana kental Melayu? Di sini lokasinya.
Editor: Agung Budi Santoso
Kemudian cabai tersebut, benar-benar yang bagus kualitasnya, bukan cabai-cabai busuk atau yang hampir busuk.
"Rasa asam pedas baung kita, memang pedas, tetapi pedasnya sebentar, dan tak sampai membuat telinga memerah," sebutnya.
Kemudian cabai tersebut, termasuk bumbu-bumbu lainnya digiling sendiri, tidak menggunakan blender.
"Kita giling sendiri bumbunya, bukan dibeli di pasaran yang sudah digiling tersebut, karena selain rasanya yang kurang enak, juga karena kurang terjamin higienisnya dan ada juga yang menggunakan unsur kimia.
"Kita sangat menjaga kualitas masakan dan kepuasan konsumen," kata Ketua Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (Iwapi) Kota Pekanbaru ini.
Untuk ikannya, digunakan ikan yang masih segar dari Kampar. Setiap hari ikan ini dibeli untuk habis pada hari yang sama, sehingga tidak distok atau tidak ada lebih yang disimpan di lemari es.
Setiap hari, bisa membeli ikan baung ini, sekitar 30-40 kilogram. "Kita tidak ada stok ikan, setiap hari terus bertukar, sehingga lebih fresh dan segar," katanya.
Beda dari pondok lainnya yang menunya dipesan, pondok asam pedas baung ini semua menu di hidangkan, mirip seperti di rumah makan padang.Kemudian dihitung berdasarkan apa yang telah dimakan.
Namun, menu-menu yang disajikan dalam keadaan selalu panas karena diletakkan di hot plat.
Selain itu, menu makanan yang menjadi unggulannya, juga ada beberapa makanan lainnya seperti gulai ikan salai + daun ubi, gulai telur ikan yang dibungkus daun, dan lain-lain.
Kemudian berbagai makanan rumahanpun ada seperti sambal terung, tempe, ikan asin, jengkol digulai maupun digoreng juga tersedia.
Selain makan di tempat, menu di sini juga bisa dijadikan oleh-oleh untuk dibawa ke luar riau. Dengan menggunakan termos, yang bisa tahan beberapa hari," katanya.