Nasi Uduk Mang Udin yang Semerbak Daun Serai dan Santan
Ini bukan sembarang nasi uduk. Nasi uduk Mang Udin wangi semerbak daun serai dan santan kental. Gurih!
Editor: Agung Budi Santoso
Laporan Reporter Tribun Lampung, Heru Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM - Tak hanya monopoli orang Jakarta, nasi uduk juga mudah ditemukan di Kota Bandar Lampung.
Bahkan anda dapat dengan mudah menemui sejumlah lapak tenda yang berjejer di pinggir jalan di kota ini.
Meski jumlahnya cukup banyak, hanya beberapa pedagang nasi uduk yang memiliki nama besar di kalangan pecintanya.
Hal ini tidak lain dikarenakan citarasa yang ikonik hingga harga yang relatif miring di kantong semua kalangan.
Khusus untuk menu satu ini, di kota berjuluk Tapis Berseri (Tertib, Aman, Patuh, Iman, Sejahtera, dan Bersih, Sehat , Rapih dan Indah) ini ada satu lapak yang perlu anda coba sajian lezatnya. Namanya Nasi Uduk Mang Udin.
Nasi uduk Mang Udin tergolong dalam satu dari sekian lapak legendaris di Bandar Lampung.
Warung Nasi Uduk Mang Udin di Lampung yang selalu ramai pengunjung.
Keberadaannya satu level dengan Nasi Uduk Toha dan Nasi Uduk Mat Kribo yang telah mendapat tempat istimewa di hati pelanggannya.
Uniknya lagi, Nasi Uduk Mang Udin hanyalah sebuah warung sederhana yang berada di pinggir jalan protokol.
Lokasinya berada di Jalan RA Kartini Kota Bandar Lampung, tak jauh dari Bank Mandiri cabang RA Kartini.
Untuk mencarinya, lokasi lapak yang menggunakan tenda biru ini berada di sisi kiri jalan. Sepanjang jalan RA Kartini memang terkenal dengan banyaknya lapak pedagang makanan kaki lima.
Namun untuk temukan Nasi Uduk Mang Udin anda hanya perlu melihat keberadaan spanduk kuning dengan tulisan Nasi Uduk Mang Udin yang digunakan untuk sebagai dinding utama lapak tenda ini.
Lapak Mang Udin memang sesederhana itu. Lapaknya hanya berupa warung tenda sederhana.
Di kedai ini cuma ada tiga meja panjang dengan kursi berkapasitas total sekitar belasan pengunjung.
Meski sederhana, rasa masakannya justru sangat istimewa, sudah begitu enak lagi.
Penggemar masakan Mang Udin pun sangat fanatik.
Sebagai bukti, pelanggan disini sudah bolak-balik singgah untuk makan di kedai ini.
Nasi uduk sebagai sajian utama Mang Udin memiliki ciri khas rasa santan dan serai yang begitu menonjol.
Gurih yang begitu kuat akan segera anda rasakan saat menyapu sendokan nasi uduk tersebut ke mulut.
Sebagai pendamping terdapat sambal yang bercitarasa pedas.
Menu pendamping nasi uduk di kedai ini juga tergolong lengkap dan banyak. Anda bisa mengganyang lauk yang digoreng, seperti ayam, tahu, dan tempe. Ada juga sup hangat yang bisa anda pesan untuk menghangatkan tubuh.
Hanya saja, Mang Udin tidak menjamin masakannya selalu lengkap hingga jam buka kedai berakhir.
"Seringkali, sajian di kedai yang buka mulai jam enam petang hingga sebelas malam ini sudah ludes pada pukul 21.00 karena ramai, enggak tentu," jelas dia.
Jadi, sekadar saran, jika ingin menunya masih lengkap, Anda wajib tiba di kedai ini sebelum jam delapan malam.
Begitu dapat tempat duduk, jangan basa-basi, segera pesan makanan gacoan kedai ini: nasi uduk dengan ayam goreng dan tempe tahu.
Sementara lauk pesanan disiapkan, sepiring nasi uduk yang masih mengepul dengan taburan bawang goreng yang lumayan banyak sudah nangkring di meja.
Bau nasi uduk nan wangi langsung menyapa. Kalau dilihat lebih teliti, bulir nasinya terpisah satu sama lain dan berwarna agak butek.
Sebelum menyantapnya, campurkan dulu sambal untuk pelengkap. Rasanya gurih dan legit. Saat dikunyah, nasi terasa renyah dengan aroma santan yang wanginya tajam.
Bawang goreng yang cukup banyak membuat sensasi menyantap nasi kian seru. Rasanya kriuk-kriuk, legit.
"Rempah-rempah merupakan kunci kelezatan nasi uduk. Agar punya rasa gurih yang nendang, ia menggunakan santan asli dan segar dari kelapa tua. Saya menambahkan sereh secukupnya agar bau nasi makin harum," katanya.
Meski rasanya jempolan, harga sajian di kedai ini tidak mahal, kok. Harga sepiring nasi uduk Rp 7.000. Untuk penawar dahaga, tersedia es teh manis seharga Rp 5.000 segelas. (*)