Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Batu Cincin di Banjarmasin yang Jadi Incaran Turis, Ini Jenis dan Masing-masing Khasiatnya

Dipercaya, jika memakai cincin bermata batu pirus ini, seorang pelaut tidak akan meninggal dunia di laut tetapi di darat.

Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in Batu Cincin di Banjarmasin yang Jadi Incaran Turis, Ini Jenis dan Masing-masing Khasiatnya
Banjarmasin Post/Yayu Fathilal
Aneka batu yang dijual di Pasar Antasari, Banjarmasin. 

Laporan Wartawan Banjarmasin Post, Yayu Fathilal

TRIBUNNEWS.COM, BANJARMASIN - Kota Martapura dikenal sebagai sentra produksi cinderamata dari batu.

Sejak dulu, banyak perajin lokal di sana yang memproduksinya lantas dijual.

batu
Pedagang batu di Pasar Antasari. (Banjarmasin Post/Yayu)

Banyak pula masyarakat lokal atau turis yang berminat membelinya.

Suvenir cincin batu tersebut tak hanya dijual di Martapura, tetapi juga di Banjarmasin.

Di antaranya di Pasar Sentra Antasari, Jalan Pangeran Antasari, Banjarmasin gampang ditemui penjual suvenir cincin batu kaki lima.

Berita Rekomendasi

Menurut seorang penjualnya, Sarkuni, cincin yang dijualnya banyak diincar pembeli.

"Tak hanya orang kita yang biasa membelinya, tetapi juga para turis dari luar Kalsel. Banyak orang jauh yang membelinya," katanya.

Alasan mereka membelinya tak hanya untuk dipakai sendiri, tetapi juga sebagai oleh-oleh.

Sebab, kekhasan bentuk, warna serta nuansa lokalnya seperti kecubung dan akik dari Kalimantan yang sangat kental di cincin itu, mampu menarik minat mereka.

batu
Beragam batu cincin di Pasar Antasari, Banjarmasin. (Yayu Fathilal)

Biasanya, cincin itu berukuran besar.

Ini hanya khusus untuk lelaki.

"Kalau untuk yang perempuan tidak ada, ini khusus pria," imbuhnya.

Amban atau badan cincinnya pun tergolong unik.

Biasanya dihiasi oleh berbagai motif ukiran.

Bahan pembuatannya dari perak.

Ada pula yang dari swasa atau emas 18 karat.

Swasa ini biasanya campuran antara emas berkadar 18 karat, sisanya dicampuri perak, membuat warnanya agak muda.

Penggemarnya biasanya dari pria kalangan dewasa.

"Bagus juga sebagai pemanis jari, sebab warna batunya bermacam-macam. Ada juga yang batunya bermotif sehingga tampak bagus," katanya.

Cincin batu ini memiliki beragam nama.

Ada yang disebut zamrud, akik, yakut, merah delima, merah siam, kecubung, batu darah, berlian, mata kucing, safir, kalimaya, yakut kuning dan pirus.

Cincin batu ini dijualnya antara ratusan ribu rupiah hingga jutaan rupiah per buah.

Dia tak pernah mematok harga karena dijualnya sesuai kualitas barang.

"Saya jualnya di kaki lima saja. Tak ada kepastian harga. Yang bagus harga juga bagus, yang kurang bagus harganya pun menyesuaikan kualitasnya. Yang jelas kisarannya antara ratusan ribu hingga jutaan rupiah," tegasnya.

Batu-batu mulia itu dipasoknya melalui beberapa pedagang lainnya dari berbagai negara atau daerah seperti Indonesia, Turki, Persia dan Rusia.

Dari Indonesia, misalnya dari Aceh dan Kalimantan seperti akik.

Cincin-cincin ini tak hanya bagus sebagai perhiasan, namun biasanya juga dipercaya memiliki khasiat atau apuah.

Khasiatnya beragam, sesuai dengan jenisnya.

Biasanya, khasiatnya itu akan manjur bergantung kepada kepercayaan si pemakainya.

"Kalau yang tidak percaya biasanya hanya akan memakainya untuk perhiasan. Semua bergantung keyakinan pemakainya saja," imbuhnya.

Khasiatnya itu, misalnya zamrud dan yakut diyakini mampu membuat dagangan laris sehingga untuk penglaris bagi pedagang.

Kemudian merah siam untuk keteguhan, kecubung untuk ketulusan, batu darah untuk keberanian, berlian untuk kesucian, akik untuk kesehatan dan kejujuran.

Sementara merah delima untuk keagungan, mata kucing untuk urusan jodoh dan kelancaran bisnis, dan sebagainya.

Lain lagi dengan batu pirus yang diyakini bagus untuk keselamatan para pelaut.

Dipercaya, jika memakai cincin bermata batu pirus ini, seorang pelaut tidak akan meninggal dunia di laut tetapi di darat.

"Kalaupun dia tenggelam, akan selamat. Orang-orang Bugis di Sulawesi itu kan bangsa pelaut, mereka senang sekali memakai batu pirus ini karena mereka memiliki keyakinan demikian," jelasnya.

Khusus untuk batu akik, diyakini bagus untuk menjaga kesucian jiwa dan kejujuran.

"Bagi mereka yang meyakininya, batu akik ini bagus untuk meluruskan perangai buruk," paparnya.

Tak ada ritual khusus yang harus digelar agar khasiatnya itu keluar atau bisa dirasakan pemakainya.

"Cukup dipakai saja. Kalau kita yakin dengan apuahnya, biasanya akan benar-benar terasa," lanjutnya.

Satu hal lagi fakta tentang cincin batu ini, jika batunya palsu, biasanya pemakainya akan sakit.

Itu pun hanya bagi mereka yang meyakininya.

Di balik segala khasiatnya itu, cincin-cincin batu ini memang memiliki daya tarik tersendiri.

Selain dari segi ambannya yang dibuat menarik hati juga dari kemilau dan kebeningan batunya.

Guna mengetahui keasliannya, biasanya ada cara khususnya.

"Kalau saya, karena sudah 35 tahun berjualan cincin batu ini, jadi hafal sekali kilaunya. Kalau yang palsu, kilaunya tak bagus dan auranya redup. Kalau yang asli, sebaliknya," paparnya.

Di Pasar Sentra Antasari ini, ada beberapa pedagang cincin batu kaki lima.

Mereka biasa menggelar lapak mereka di selasar sebelah kanan pasar, dekat dengan toko-toko elektronik, tukang tambal ban, pedagang barang-barang antik dan area parkir kendaraan roda dua.

Menuju ke pasar ini sangat mudah.

Tinggal naik angkutan kota saja jurusan Pasar Sentra Antasari, tarifnya Rp 4.500 per orang.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas