Masjid Raya Magat Sari, Jambi, Dibangun Tahun 1906, Tempat Singgah Ulama dari Timur Tengah
Masjid yang dibangun tahun 1906, zaman kesultanan Jambi ini, kerap jadi persinggahan musafir, termasuk dari Timur Tengah.
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribun Teguh Suprayitno
TRIBUNNEWS.COM, JAMBI – Masjid Raya Magat Sari jadi saksi sejarah syiar Islam di Jambi.
Namanya dikenal hingga ke wilayah Timur Tengah.
Masjid yang dibangun tahun 1906, zaman kesultanan Jambi ini kerap jadi persinggahan para musafir.
Masjid Raya Magat Sari. (Tribun Jambi/Teguh Suprayitno)
Bukan hanya ulama dari Indonesia yang pernah singgah, tapi juga Timur Tengah.
Puasa lalu, Ulama dari Palestina juga singgah ke Magat Sari untuk mensyiarkan agama Islam.
Terkadang mereka juga menggalang dana untuk membantu umat Islam di Palestina.
“Ulama dari Arab kalau ke Jambi sering ke sini,” kata Sarjono, pedagang yang sering mangkal di sekitar masjid.
Masjid Raya Magat Sari terletak di jalan Orang Kayo Hitam, Pasar, Kota Jambi.
Masjid ini dibangun dua lantai, luasnya 1.287 meter.
Warnanya dominasi hijau.
Saat Ramadhan, Masjid ini punya tradisi Timur Tengah yang terus dilestarikan hingga kini.
Masjid Raya Magat Sari, didominasi warna hijau. (Tribun Jambi/Teguh Suprayitno)
Sebulan penuh, panitia masjid menggelar ada acara buka puasa bersama jemaah masjid.
Satu di antara "ritual" yang menjadi ciri Timur Tengah adalah nasi minyak, yang disajikan dengan kuah kari daging kambing.
Nasi-nasi minyak itu disajikan di atas nampan seng.
Satu nampan bisanya untuk berdua. Setiap harinya, saat puasa bisa sampai 200 porsi nasi minyak yang dihidangkan.
Sebelum berbuka, pengurus masjid telah menyiapkan kurma sebagai menu pembuka.
Bila Anda ke Jambi pada Ramadhan nanti, cobalah singgah ke Masjid Magat Sari untuk mencicipi nasi minyak ala Timur Tengah.