Tak Sekadar Penikmat Kopi, Wanita-wanita Ini Juga Gemar Membahas Pengetahuan tentang Kopi
Siapa bilang kopi hanya menjadi konsumsi kaum pria?
Editor: Malvyandie Haryadi
Wanita berkacamata ini lantas membuka sebuah bungkus kopi lalu menuangkan sedikit ke piring kecil.
Selanjutnya ia meminta kepada teman temannya yang hadir untuk mencium aroma kopi sebelum di proses.
"Cara membaunya seperti ini," jelas Mocan mengajari.
Satu persatu mereka membau aroma kopi, setelah proses membau selesai, biji kopi itu diproses grinder.
"Nah sekarang coba di bau lagi aromanya seperti apa," kata Mocan memberikan bubuk kopi.
Menurutnya taste sebuah kopi yang sudah disajikan berpengaruh sekali dari proses yang dilakukan.
"Dari mulai petik, lama penyimpanan proses grinder sangat berpengaruh dengan taste kopi," kata Monca.
Bagi Monca bagaimana menikmati kopi secara utuh setidaknya harus mengetahui asal dan proses kopi itu sendiri.
"Awalnya saya nggak suka sama sekali dengan kopi, kopi adalah minuman pahit," katanya.
Namun setelah bekerja di sebuah HRD kafe kopi ternama mau tidak mau Monca harus belajar tentang kopi.
"Di ajari sama ownernya dan banyak belajar sendiri," kata Alumnus psikologi UWM yang kini berkarir di HRD Padma Hotel Bali.
Monca enggan disebut sebagai peminum kopi, ia lebih sreg disebut sebagai penikmat kopi.
Ngopi tidak sekedar ngopi juga dinikmati Wenny Maharani, lajang 27 tahun ini minum kopi hanya sebagai pelengkap.
"Minum kopi nikmatnya kalau siang hari," kata penyuka arabika gayo dengan brown sugar.