Serunya Hari Nusantara di Aceh, Melihat Atraksi Perahu Naga Membelah Sungai Krueng
Konon festival perahu naga berasal budaya Tionghoa. Sebuah atraksi air tradisional yang telah mendunia.
Editor: Malvyandie Haryadi
Kemudian Dispora Aceh, STKIP Bina Bangsa Getsempena, Pemkab Aceh Timur, Yon Zipur 16/DA, Bekangdam Iskandar Muda, Ulee Kareng, SUPM Ladong, Kampung Jawa, dan tim Jasdam Iskandar Muda.
“Jalur lomba terdiri dari empat lintasan. Dalam satu gelombang hanya empat tim yang bertarung. Mulai babak penyisihan, semifinal, dan final. Setiap tim terdiri dari 25 orang,” terang Kadispora Aceh, Iskandar Zulkarnaen.
Perebutkan puluhan juta
Lomba Perahu Naga ini memperebutkan total hadiah Rp 70 juta.
Rinciannya juara I Rp 25 juta, II Rp 20 juta, III Rp 15 juta, dan juara IV Rp 10 juta.
Akhirnya juara I dengan finis terdepan tim Dispora Aceh. Disusul juara II Tim Yonif Raider 112/DJ, dan juara III Universitas Serambi Mekkah. Kemudian juara IV STKIP Getsempena.
Peserta mengayuh serentak dipandu seorang penabuh genderang, dan seorang pemegang kemudi (tekong).
Perahu-perahu yang beraneka warna dihiasi kepala naga, ekor naga, dan lukisan sepanjang badan perahu.
Pemukul gendang memukul gendangnya dan menyelaraskan irama dayung bagi setiap peserta dalam perahu.
Tensi pengayuh perahu makin cepat hingga melewati finis baru berhenti.
Permukaan air sungai yang tenang beriak tatkala perahu naga melaju.
Gembita warga yang menyaksikan atraksi tersebut terlihat dari bibir sungai.
Tempik sorak menyemangati jagoannya.
Festival perahu naga, semarak Hari Nusantara.