Penduduk Tak Mau Menangkap dan Memakan Ikan Danau Siais Ini Karena Takut Cepat Masuk Kuburan
Begitu banyak ikan di Danau Siais di Tapanuli Selatan ini tapi tak ada yang berani menangkap. Ada mitos, orang cepat mati kalau makan ikan di sini.
Editor: Agung Budi Santoso
Laporan Wartawan Tribun Medan, Silfa Humairah
TRIBUNNEWS.COM - Perjalanan selama kurang lebih 10 dari ibukota Sumatera Utara, Medan, sampai juga di tanah surga Danau Siais, Desa Raniate, Angkola Sangkunur, Tapanuli Selatan.
Lupakan sejenak berapa jam yang anda lalui untuk mencapai tempat ini, pegalnya badan saat tidak bisa meluruskan badan dan kaki untuk waktu yang lama dan rasa ngantuk karena tidak bisa tidur saat bus melaju dan tiba-tiba mengerem.
Hanya cukup melangkah dan mendekat menghadap danau, dan lihat keajaiban alam yang belum banyak diketahui orang atau danau yang belum terkenal ini.
Jadi nikmati moment berada di danau terbesar setelah Danau Toba yang ada di Sumatera Utara bersama orang terdekat anda.
Pesona Danau Siais di Desa Raniate, Angkola Sangkunur, Tapanuli Selatan. Penduduk punya mitos, kalau menangkap dan memakan ikan dari danau ini, umurnya akan pendek.
Nikmati moment alaminya alam karena danau masih belum terjamah tangan manusia dan suasananya yang masih asri tanpa sebutir debu jalan atau nikmati aroma alam tanpa dikotori knalpot atau aroma polusi lainnya.
Danau Siais ditumbuhi tumbuhan rawa-rawa dan memiliki kekayaan bukit di sekitarnya serta tumbuhan yang menawan, jika terlebih dipandang dari jauh.
Uniknya, panorama indahnya masih jarang diketahui orang, karena jaraknya yang jauh dari kota, yakni sekitar 35 kilometer atau 1 jam dari Padangsidimpuan dan sekitar 10 jam dari Medan.
Padahal danau yang masih alami ini memiliki air biru sejuk dengan luas 4500 hektar dan dihuni banyak jenis ikan, terutama ikan jurung.
Tapi, ada cerita legenda bagi penduduk sekitar. Bahwa pengunjung tidak boleh memakan ikan jurung yang ditangkap dari Danau Siais.
Roihan Hasibuan, owner Explore Tapanulis Bagian Selatan (Tabagsel) yang juga merupakan warga asli Tapsel menuturkan ikan jurung menjadi ikan keramat bagi penduduk sekitar dan dipercaya tidak boleh dimakan, sehingga ikan jurung berbiak cukup banyak di danau tersebut.
"Penduduk mempercayai jika memakan ikan jurung dari danau tersebut makan akan langsung berumur pendek atau bisa terkena musibah," katanya.
Menurutnya, ikan jurung di dalam Danau Siais diyakini dulunya dibawa oleh Seorang Syekh dari Tabuyung, Pantai Barat, Madina dan dipelihara di sekitar aliran sungai di dekat Musholla di desa Rianiate, Tapsel dan dipercaya menjadi berkah untuk Tapsel.
"Dan jika dimakan maka akan memberikan nasib sial atau musibah untuk yang memakannya. Jadi jika anda berkunjung, jadilah wisatawan yang baik untuk menjaga keyakinan penduduk sekitar dan tidak menjala atau memancing di sana apalagi membakar ikan di sana untuk dimakan langsung, depan warga bisa melihatnya," katanya.
Untuk menjangkaunya dari Medan, anda harus terlebih dahulu ke Padangsidimpuan menaiki bus jurusan Padangsidempuan di terminal Amplas dengan ongkos Rp 150 ribu.
Dari Padangsidimpuan, anda harus menyewa mobil untuk mencapai Batangtoru-Angkola Sangkunur - Danau Siais. Karena tidak ada bus yang lewat ke objek wisata tersebut.