Berburu Durian di Banjar, Kalimantan Selatan, dan Tradisi Lokal yang Unik Setelah Menyantap Buah Ini
Durian-durian ini merupakan hasil hutan di Kabupaten Banjar seperti Desa Mandiangin, Karang Intan, Pengaron, Biih dan Sungai Alang.
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Banjarmasin Post, Yayu Fathilal
TRIBUNNEWS.COM, MARTAPURA - Di Martapura, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan sekarang musim durian.
Para penjaja durian kaki lima musiman pun bermunculan.
Mereka banyak berkumpul di sepanjang Jalan PM Noor hingga ke arah Taman Hutan Raya di Desa Mandiangin dan Waduk Riam Kanan, Martapura.
Titik perkumpulan mereka tak menentu, namun tersebar di banyak titik di sepanjang jalan itu.
Durian Banjar. (Banjarmasin Post/Yayu Fathilal)
Saat memasuki jalan ini, apalagi jika sudah mendekati daerah perkumpulan mereka, semerbak wangi khas durian tercium tersapu angin masuk ke rongga hidung.
Menciptakan rasa nikmat tersendiri, apalagi jika Anda memilih singgah dan mencicipi langsung durian-durian itu di pinggir jalan.
Durian-durian ini merupakan hasil hutan di Kabupaten Banjar seperti Desa Mandiangin, Karang Intan, Pengaron, Biih dan Sungai Alang.
Secara rasanya juga aromanya tak ada bedanya dengan durian-durian lain di Indonesia.
Hanya saja, disebut Durian Mandiangin karena tumbuhnya di hutan di Desa Mandiangin, demikian juga dengan durian Biih, Pengaron, Karang Intan dan Sungai Alang.
Kawasan ini cukup dikenal oleh para penyuka durian di sekitarnya.
Bahkan tak jarang para wisatawan dari banyak daerah di luar Kabupaten Banjar yang melintas di sana rela menghentikan kendaraan mereka hanya untuk membeli dan mencicipinya langsung di lapak para penjualnya.
Terlebih lagi, kawasan ini jadi kian terkenal gara-gara pernah disinggahi Presiden Joko Widodo saat mengunjungi Taman Hutan Raya (Tahura) Sultan Adam di Mandiangin.