Monumen Prajurit Australia di Kota Kupang, Saksi Kepahlawanan yang Ditulis Dengan 'Tinta Darah'
Meski di Kota Kupang, dinamai Monumen Prajurit Australia. Ini alasan penamaan tersebut.
Editor: Agung Budi Santoso
Laporan Wartawan Pos Kupang, Julianus Akoit
TRIBUNNEWS.COM -- Di sebuah bukit, di tepi Jalan Timor Raya, di Kelurahan Oesao, Kupang Timur. Berdiri sebuah monumen perang.
Namanya Monumen Battle of Timor (Perang Timor). Namun warga Kupang dan Oesao lebih suka menyebut Monumen Prajurit Australia atau juga disebut Monumen Perang Oesao.
Sejak dibangun tahun 1981, monumen ini sering menjadi tujuan wisata bagi wisatawan asing maupun wisatawan domestik.
Jika dilihat sekilas, memang tidak ada yang luar biasa. Namun sebetulnya berisikan narasi sejarah pertempuran paling sengit di Indonesia Timur.
Inilah Tugu Battle of Timor di Oesao, Kupang Timur, Kabupaten Kupang. Warga sekitar menyebutnya Tugu Tentara Australia atau Tugu Perang Oesao.
Salah satu tempat pembantaian manusia atas nama perang. Ya, perang Dunia ke-II. Di bukit kecil ini, narasi sebuah pertempuran dan kepahlawanan telah ditulis dengan darah.
Bila Anda berkunjung ke bukit kecil ini, akan tampak sebuah pintu gerbang berdiri menghadap sebelah timur. Tingginya sekitar 3 meter.
Tiang pintu sebelah kiri dicat motif bendera merah putih, bendera kebangsaan Indonesia. Sedangkan tiang sebelah kanan dicat motif bendera Australia.
Di belakang pintu gerbang, berdiri sebuah tugu batu. Dan tugu batu ini dikelilingi pagar besi. Ada sebuah prasasti yang menempel pada tugu batu itu. Di prasasti itu tertulis nama belasan prajurit Australia dari ARIZAC (Australian New Zealand Army Corps), dari Brigade SPARROW Force. Mereka tewas saat melawan tentara Dai Nippon (Jepang) dalam Perang Dunia II.
Sayangnya, tidak ada dokumen tertulis yang disimpan dekat Tugu Battle of Timor. Sehingga wisatawan yang berkunjung dapat membaca kisah heroik tentara Australia dan Tentara Belanda berperang melawan Tentara Dai Nippon.
Lalu bagaimana kisah heroik yang tertulis di prasasti itu? Kisah ini dimulai ketika pada 7 Desember 1941, pecah Perang Dunia II, yang dimulai dengan serangan Tentara Dai Nippon ke Pearl Harbor.
Australia menjadi was-was sebab Jepang sudah ancang-ancang menyerang Australia setelah hampir semua negara di Kawasan Utara Pasifik jatuh dalam kekuasaan Tentara Dai Nippon.
Belanda yang sedang berada di Indonesia dihancurkan Jepang. Sebagian armada Tentara Belanda melarikan diri ke Australia.
Lalu dibuatlah kesepakatan. Australia dan Belanda bekerjasama mengusir Jepang dari Kawasan Selatan Pasifik, termasuk di Pulau Timor. Autralia benar-benar ketakutan. Pasalnya, jika Pulau Timor dikuasai oleh Jepang, maka Autralia dengan mudah ditaklukkan.