Kue Ijo Semerbak Pandan dan Daun Suji Menggugah Hasrat Melahap
Kue ijo manis semerbak pandan dan daun suji ini menggugah selera makan.
Editor: Agung Budi Santoso
TRIBUNNEWS.COM - Kue tradisional Indonesia yang amat kaya ragam dengan berbagai variasinya selama ini jarang tampil dalam kemasan yang modern dan ringkas. Namun, tidak demikian dengan kue ijo buatan Fins Recipe.
Kue istimewa ini selain dijual di tokonya di kawasan Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara, juga bisa kita jumpai di toko daring www.finsrecipe.com serta di kanal berbagai sosial media, seperti Instagram, Facebook, Twitter, dan Path. Belakangan, juga tersedia di Food Hall, Plaza Indonesia, Jakarta.
Kue ijo sejatinya merupakan modifikasi dari kue lumpang dari Palembang, Sumatera Selatan. Namun, kue serupa juga bisa dijumpai di sejumlah daerah lain di Indonesia dengan nama berbeda-beda.
Pada resep kue lumpang, bahan baku santan digunakan. Namun, tidak dalam resep kue ijo dari Fins Recipe. Alhasil, cita rasa kue ijo terasa ringan, kenyal, tetap legit, dengan aroma pandan dan daun suji yang menyegarkan tanpa sentilan bahan artifisial.
Kekenyalan kue ijo yang ringan ini menjadi salah satu kekuatannya yang bisa membawa efek ”adiktif” alias ketagihan. Bentuknya khas, bulat mungil dengan cekungan kecil di bagian tengah, bisa dilahap dalam sekali suapan.
Kandungan santan yang absen pada kue ijo digantikan dengan kelapa parut kukus yang menjadi cocolan. Modifikasi dan perpaduan cerdas ini membuat kue ijo sangat mengesankan sebagai kudapan.
Resep rahasia
Pemilik Fins Recipe, Darian Djohan, bercerita, kue ijo semula merupakan kue andalan sang ibunda, Finny Karolina, yang berasal dari Sumatera Utara.
Selama ini, bertahun-tahun kue buatan ibunya itu digandrungi kalangan teman-teman dekat dan kerabat. Meski demikian, dahulu belum tebersit di benak Darian dan keluarga untuk menjadikan kue andalan sang ibu sebagai bisnis.
Hingga kemudian, seiring ibunya yang semakin sepuh, Darian terpikir resep rahasia keluarga itu alangkah sayangnya jika tidak diteruskan turun-temurun sehingga akhirnya terpikir untuk membisniskan.
Kue ini berbahan dasar campuran beberapa macam tepung, utamanya sagu. Sementara warna hijau dan aroma harum didapat dari sari daun suji dan pandan.
Menurut Darian, proses ekstraksi daun suji dan pandan menjadi fokus tersendiri. Mereka bahkan menggunakan mesin khusus demi mencapai kesempurnaan kualitas hasil ekstrak.
Desember 2014, kue ijo resmi dibisniskan dan meraih kepopuleran berkat promosi mulut ke mulut dan peran sosial media. Kemasan yang cantik dan modern menjadi gimmick atau daya tarik tersendiri.
Hal ini dibuktikan dengan kualitas. Kue yang digarap serius ini tidak mengandung bahan artifisial apa pun, seperti pengawet, perasa, dan pewarna.
Kue masih bisa tahan di luar kulkas dalam suhu ruang selama 24 jam dan 36 jam jika di ruangan berpenyejuk udara. Jika disimpan dalam kulkas, kue ijo bisa tahan hingga tiga hari.
”Sebagian orang senang juga menikmatinya dalam keadaan dingin. Kenyal dan dingin tetapi tidak enek karena tanpa santan,” kata Darian yang mengaku terinspirasi dari gaya Jepang dalam mengemas kudapan. (SF)