Selain Lelaki dan Perempuan, Inilah Tiga Jenis Kelamin Lainnya Versi Orang Sulawesi Selatan
Selain lelaki dan perempuan, inilah tiga jenis kelamin lain yang dikenal orang Sulawesi Selatan.
Editor: Agung Budi Santoso

Operasi Taubat menyasar orang-orang yang mengakui dirinya di luar dari gender perempuan dan laki-laki.
Mereka akan dikejar dan disuruh bertaubat. Jika calalai akan diberikan kembali baju perempuan. Begitu pun sebaliknya untuk calabai dan bissu, diberikan baju laki-laki.
Eksistensi calalai, calabai dan bissu kemudian menjadi surut. Masyarakat mulai memandangnya sebagai sesuatu yang lain.
Padahal menurut Alwi Rachman, dosen Fakutas Ilmu Budaya Universitas Hasanuddin Makassar, masyarakat Bugis dan Makassar sejak dahulu punya toleransi yang tinggi.
Hal ini bisa dibuktikan dengan posisi strategis yang diterima oleh bissu dalam struktur kerajaan. Bissu selalu mendapatkan tempat penting dalam sebuah ritual. Bahkan posisi ini masih berlaku hingga sekarang.
Di kalangan bissu, mereka yakin bahwa posisinya dalam bermasyarakat cukup adil. Karena dia bukan lelaki juga bukan perempuan.
Ibarat tangan, Jempol itu adalah bura’ne (laki-laki), kelingking adalah makunrai (perempuan), telunjuk adalah calabai (waria), jari manis adalah calalai (tomboi) dan jari tengah adalah bissu.
Bissu memang menjadi sesuatu yang menarik di masyarakat. Mereka dianggap sebagai pranata spiritual paling vital penyambung dan penghubung antara manusia dan dewa.
Itulah mengapa, keberadaanya masih menjadi sesuatu yang sakral di masyarakat.
Jadi masyarakat Sulawesi Selatan sudah sejak dahulu memiliki toleransi antar gender.
Namun kemudian berubah seiring berkembangnya zaman ditambah kian pahamnya peradaban manusia atas keberlangsungan hidup. (Sumber: Bicara.id )