Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Durian Cumasi Khas Bangka Ini Dibanderol Rp 300 Ribu per Buah, Apa Rahasianya?

Durian yang berukuran lebih kecil dari ukuran durian pada umumnya tersebut berharga Rp 300 ribu per buah.

Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in Durian Cumasi Khas Bangka Ini Dibanderol Rp 300 Ribu per Buah, Apa Rahasianya?
Bangka Pos/Iwan Satriawan
Durian cumasi khas Bangka. 

‎Kelezatan durian Cumasi menurut Amen rekan ‎Acing membuat durian tersebut selalu diburu penggemarnya.

Bahkan sering kali mereka kelabakan memenuhi permintaan penggemar durian Cumasi.

"‎Kadang durian ini tidak sempat digantung sudah dibeli duluan. Durian ini penggemarnya banyak sementara batangnya hanya satu di Jebu sana. Memang saat ini mulai banyak yang menanam bibitnya," ungkap Amen.

‎Penasaran dengan kelezatan durian termahal di Pulau Bangka? Kebetulan saat ini durian yang hanya berbuah setahun sekali tersebut sedang musimnya.

Durian ini di Kota Pangkalpinang dapat ditemukan dijual dilapak milik Acin di Jalan Mayor Syafri Rahman Pangkalpinang.

‎Selain durian Cumasi, durian lokal lainnya saat ini juga sedang membanjiri Kota Pangkalpiang.

Para penjual durian selain menjual di pasar juga dapat ditemui membuka lapak sederhana di jalan Solihin GP, Jalan Selan, Jalan Muntok, depan kantor PT Timah Tbk hingga hingga didepan rumah warga yang berada di pinggir jalan raya.

BERITA REKOMENDASI

Durian ini biasanya didatangnya dari wilayah Simpangrimba, Mendobarat, Jebus, Mesu dan pedesaan di Pulau Bangka.

Ada sensasi tersendiri memilih buah yang di juluki King of Fruit ini.

Soalnya kita tidak bisa mengetahui bagaimana isi di balik kulit berduri itu.

Namun jangan khawati‎r, biasanya para pedagang durian dengan sukarela akan membuka sedikit kulit durian jika konsumen ingin melihat isi durian yang akan dibeli.

Para pedagang durian juga biasanya memberi garansi jika durian yang dijualnya isinya jelek bisa ditukar ke tempat ia berjualan.


"Durian di Bangka ini rasanya beda dengan yang dari Sumatera. Rasa manisnya beda. Mungkin karena pengaruh alam kita," ungkap Ali warga Pangkalpinang.(*)

Sumber: Bangka Pos
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas