Inilah Lima Pesona yang "Ditawarkan" Pura Luhur Uluwatu kepada Wisatawan
Di sini, wisatawan akan menemukan the five wonderful beauties. Atau ada lima keindahan yang menakjubkan.
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribun Bali, Zaenal Nur Arifin
TRIBUNNEWS.COM, BADUNG - Sebuah kompleks peribadatan umat Hindu dibangun di atas tebing terjal yang menjorok ke laut hanya dapat ditemukan di Pura Luhur Uluwatu, daerah selatan tepatnya di Desa Pecatu, Kuta Selatan, Badung, Bali.
Lokasi Pura Luhur Uluwatu ini dibangun di atas bukit karang setinggi kurang lebih 97 meter di atas permukaan laut (dpl).
Pura Luhur Uluwatu terletak sekira 30 km arah selatan Kota Denpasar, atau sekitar satu jam jika dari Bandara Ngurah Rai.
Wisatawan dapat menggunakan jasa taksi, persewaan mobil atau motor, serta agen perjalanan untuk menuju Pura Uluwatu.
Manager Pengelola Obyek Wisata Kawasan Luar Pura Luhur Uluwatu, I Wayan Wijana menjelaskan, Pura Luhur Uluwatu diperkirakan dibangun oleh Mpu Kuturan pada masa pemerintahan Raja yang bergelar Sri Haji Marakata, yang memerintah mulai Tahun 944 Caka/1036 Masehi.
Beliau adalah salah seorang guru spiritual kerajaan dan bhagawanta saat pemerintahan Dalem Waturenggong.
Yang mencapai moksha di pura ini adalah Danghyang Nirartha.
Sunset di Uluwatu. (Tribun Bali/Zaenal Arifin)
Pura ini adalah tempat pemuliaan raja-raja leluhur beliau, dan pura ini dipercaya sebagai tempat pemujaan atau stana Batara Rudra dan juga tempat pemuliaan Danghyang Nirartha.
Menurut beberapa Purana Pura Luhur Uluwatu ini merupakan salah satu dari pura-pura yang memiliki status sebagai Pura Sad Kahyangan Jagat, yaitu pura yang dianggap sebagai penyangga poros mata angin di Pulau Bali.
Pura Luhur Uluwatu mempunyai beberapa pura pesanakan, yaitu pura yang memiliki kaitan erat dengan pura induk.
Pura-pura pesanakan tersebut antara lain Pura Bajurit, Pura Pererepan, Pura Kulat, Pura Dalem Selonding, dan Pura Dalem Pangleburan.
Pura-pura ini berhubungan langsung dengan Pura Luhur Uluwatu pada saat Piodalan, yaitu pemujaan terhadap Sang Hyang Widi yang berlangsung setiap 210 hari atau 6 bulan sekali, setiap hari Anggarakasih, Wuku Medangsia.