Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Warung Malang, Tempat Kuliner Legendaris di Hongkong yang Sajikan Berbagai Menu Nusantara

Salah satu legenda rumah makan Indonesia di Hongkong adalah Warung Malang yang berada di Dragon Rise Building, Jalan Pennington, Causeway Bay.

Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in Warung Malang, Tempat Kuliner Legendaris di Hongkong yang Sajikan Berbagai Menu Nusantara
Kompas/Sri Rejeki
Suasana di Warung Malang, Hongkong. 

TRIBUNNEWS.COM - Gado-gado, bakwan, atau pecel lele makanan ”biasa” yang jadi luar biasa ketika disantap di negeri orang.

Menu yang meredakan kangen terhadap kampung halaman, sekaligus membangkitkan kenangan terhadap rasa Nusantara....

Tidak ada yang meragukan Hongkong dengan segudang makanan enak.

Namun, orang Indonesia tetap mencari warung atau restoran masakan Indonesia ketika berkunjung ke negeri berjuluk ”terjangkung” di dunia ini.

Salah satu legenda rumah makan Indonesia di Hongkong adalah Warung Malang yang berada di Dragon Rise Building, Jalan Pennington, Causeway Bay.

Letaknya tidak jauh dari kantor Konsulat Jenderal RI di Hongkong.

Warung yang berdiri tahun 1997 tersebut menawarkan berbagai menu, seperti nasi campur, soto, gado-gado, pecel lele, nasi ikan goreng, rawon, dan tidak ketinggalan nasi goreng.

Berita Rekomendasi

Disediakan pula aneka minuman, seperti cendol atau wedang jahe.

Rasa masakannya sama seperti ketika makan di warung-warung makan yang ada di Indonesia.

Benar-benar penyambung kangen lidah.

Rasa masakan bisa dibuat tak ubahnya seperti di negeri sendiri karena segala macam bumbu yang dibutuhkan tersedia di Hongkong.

Bahan-bahan ini dijual di toko Indonesia hingga toko-toko Thailand yang sangat lengkap koleksi bumbu, rempah, dan sayur-mayur segarnya, seperti ditemukan di Indonesia.


Bahkan petai, kecipir, hingga kembang turi pun ada.

menu
KOMPAS/SRI REJEKI
Suasana di Restoran Kampoeng Indonesia di Hongkong.

”Di pasar-pasar tradisional sini, seperti Pasar Bowrington langganan saya, sekarang dengan mudah ditemukan bumbu, sayur, sampai aneka kerupuk dari Indonesia. Orang Hongkong mulai menggemari masakan Indonesia. Mungkin karena di rumah dimasakkan menu Indonesia oleh pekerja rumah tangganya,” kata Katinem (60), pemilik Warung Malang.

Digemari turis

Warung yang dirintisnya bersama sang suami, Nurali (70), pada musim libur akhir tahun seperti ini sering dikunjungi tidak hanya turis dari Indonesia, tetapi juga dari Malaysia, Brunei, dan Singapura.

Turis-turis Eropa dan Amerika yang mengenal masakan Indonesia juga kerap singgah di sini.

Warung ini juga menjadi alternatif bagi pencari makanan vegetarian.

Empat orang asal Amerika malam itu asyik menyantap gado-gado dan bakwan sayur yang diracik langsung setelah pesanan masuk.

Mereka kecewa karena tahu isi yang mereka incar sudah habis.

Pada awalnya, mereka terlihat kepedasan, tetapi tidak lama hidangan sudah licin tandas dari piring-piring keempatnya.

”Biasanya orang ke sini karena dengar cerita dari mulut ke mulut. Seperti orang Amerika itu, pertama ke sini karena diajak temannya sesama vegetarian. Setelah itu, paling tidak seminggu sekali makan di sini. Sekarang dia ke sini mengajak saudara dan orangtuanya,” ungkap Katinem, yang menyekolahkan anaknya hingga Melbourne dari hasil membuka warung.

Kehadiran Warung Malang memancing kehadiran warung-warung Indonesia lainnya, seperti Warung Bali dan Warung Blitar, meskipun tidak semua mampu bertahan.

Katinem tetap mempertahankan konsep warung di tengah kemunculan sejumlah restoran Indonesia yang tampil lebih modern dengan pendekatan adi bujana atau fine dining.

nasgor
KOMPAS/SRI REJEKI
Menu sate dan nasi goreng di Restoran Kampoeng Indonesia di Hongkong.

Dengan keramahan layanan dan pemiliknya yang sering kali mengajak mengobrol pengunjung, Warung Malang tetap bertahan.

Beberapa restoran Indonesia yang muncul antara lain Kampoeng Indonesia dan Rumah Makan Sedap Gurih yang letaknya berdekatan, juga di kawasan Causeway Bay yang sibuk.

Restoran Kampoeng Indonesia di Causeway Bay Commercial Building di Jalan Sugar menawarkan beragam menu, termasuk menu campuran atau fusi antara Indonesia dan Tiongkok yang berpengaruh pada rasa akhir.

Menu dengan rasa otentik bisa kita jumpai, misalnya, pada nasi goreng, rawon, atau sate dengan bumbu kacang.

Sambal kecapnya yang menggunakan kecap asin setempat membuat cita rasa sate lebih segar.

Tersedia pula aneka minuman dengan nama-nama ”ajaib”, seperti es anti stres, es anti galau, es genit, dan es putri mandi susu.

Semangkok es jembatan merah yang saya pesan ternyata berisi es serut yang diberi mutiara, kolang-kaling, dan potongan agar-agar yang diguyur sirup merah.

Restoran ini ramai pada akhir pekan dan musim libur.

Menu halal

Warung atau restoran Indonesia biasanya juga dijadikan alternatif oleh mereka yang mencari makanan halal.

Selain menu Indonesia, jika ingin mencicipi menu lokal tetapi halal, bisa mencicipi dim sum halal di Islamic Centre Canteen yang terletak di lantai lima gedung Islamic Centre Osman Ramju Sadick di Jalan Oi Kwan, Wanchai.

MENU
KOMPAS/SRI REJEKI
Menu dim sum halal di Islamic Centre Canteen di Hongkong.

Ada sedikitnya 30 macam menu dim sum ditambah aneka menu masakan cina lainnya dan makanan kecil.

Pada jam makan siang, kantin ini sangat ramai. Sang pemilik kantin, Jaman Markar, terlihat sibuk di belakang mesin kasir.

Pengunjung yang datang hanya perlu mengambil kartu menu dan menunjuk atau menyebut dim sum mana yang dipesan, lalu membawa makanan ke meja yang dipilih.

Harganya terjangkau, rata-rata 15 dollar Hongkong per klakat (kukusan) bambu, berisi 3-4 dim sum. Meski dim sum berarti makanan ringan, menyantapnya beberapa buah saja membuat perut cepat kenyang. (KOMPAS/SRI REJEKI)

Sumber: KOMPAS
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas