Sekolah Tinggi, Akademi dan Politeknik Pariwisata Membuka Pendaftaran Baru
Kementerian yang dipimpin oleh Arief Yahya itu menggelar seleksi bersama Sekolah Tinggi, Akademi dan Politeknik Pariwisata di Lingkungan Kemenpar.
Editor: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Untuk menjaga eksistensi Pariwisata Indonesia dari tantangan global Masyarakat Ekonomi Asean (MEA), Kementerian Pariwisata (Kemenpar) Indonesia terus meng-upgrade internalnya.
Kementerian yang dipimpin oleh Arief Yahya itu menggelar seleksi bersama Sekolah Tinggi Akademi dan Politeknik Pariwisata di Lingkungan Kemenpar.
"Investasi di SDM itu sangat penting, karena tuntutan perkembangan zaman akan memaksa terus melakukan peningkatan kualitas dan kapasitas," ujar Menpar Arief Yahya, di Jakarta.
Agar standar, maka Menpar pun membuat standarisasi.
"Kami yakin SDM di sektor pariwisata ini paling siap berkompetisi di level ASEAN. Tetapi upaya untuk terus menaikkan level kemampuan juga harus dilakukan tanpa henti," lanjut Arief Yahya.
”Kami akan memulai menerima Mahasiswa tahun ajaran baru 2016/2017, dan pendaftaran sudah dibuk melalui online di situs kami sbmstapp.kemenpar.go.id, ” tambah Deputi Kelembagaan Kementerian Pariwisata Ahman Sya di Jakarta, Senin (15/2), yang concern mengurus dan mencetak SDM-SDM pariwisata.
Lebih lanjut Ahman mengatakan, Kemenpar akan fokus melakukan ini demi masa depan Pariwisata Indonesia. Dia juga menjelaskan, pendidikan pariwisata merupakan bagian yang sangat penting dalam pembangunan kepariwisataan di Indonesia, dimana keberhasilan sektor ini akan mampu melahirkan generasi-generasi yang kompeten di bidang Pariwisata.
”Keterbatasan SDM pariwisata di Indonesia menjadi masalah yang dihadapi bersama oleh berbagai daerah di Indonesia. Kekurangan SDM Pariwisata yang harus memiliki kinerja yang optimal apalagi di tengah tantangan global MEA,” ujarnya.
Kata Ahman, penerimaan mahasiswa baru PTP Kemenpar tahun akademik 2016/2017, dilakukan melalui 2 (dua) jalur, yaitu jalur SBMSTAPP (Seleksi Bersama Masuk Sekolah Tinggi Akademi dan Politeknik Pariwisata) dan jalur SMMSTAPP (Seleksi Mandiri Masuk Perguruan Tinggi Akademi dan Politeknik Pariwisata).
Perguruaan tinggi Pariwisata, imbuh Ahman, sudah sejak lama mempersiapkan diri dan membangun standard pendidikan secara global sesuai dengan perkembangan Pariwisata yang bersifat dinamis.
”Keempat Perguruan Tinggi di lingkungan Kementerian Pariwisata sudah mengikuti standard global pendidikan tinggi Pariwisata. Dan Alhamdulillah, tiga Perguruan Tinggi, STP Bandung, STP Nusa Dua Bali, dan Politeknik Pariwisata Makassar terakreditasi oleh Tourism Education Quality dari United Nation World Tourism Organization (UN-TWO,Red),” bebernya.
Ahman menambahkan, UN-WTO menghitung, industri pariwisata mengambil porsi sekitar 6% dari perdagangan di dunia. Prediksi itu rasanya tidak terlalu berlebihan, mengingat banyak perusahaan yang terlibat dalam industri pariwisata ini.
Mulai dari perhotelan, biro perjalanan wisata, maskapai penerbangan, situs perjalanan yang menjadi perantara, tempat wisata yang bersangkutan, restoran, hingga segala elemen yang menjadi pendukung.
Pariwisata, kata Ahman, mampu memberikan kontribusi signifikan bagi suatu negara bila digarap dengan maksimal. Menurut hitungan UNWTO, sektor pariwisata bisa memberikan kontribusi sebesar 9% pada Produk Domestik Bruto (PDB) sebuah negara.
”Bentuknya pun beragam, mulai dari investasi, baik secara langsung, tidak langsung, atau efek domino lainnya. Pariwisata di Indonesia diprediksi akan booming pada tahun 2019 bukan hanya jumlah yang akan mencapai 20 juta wisatawan mancanegera dan 240 Juta perjalanan Wisatawan Domestik tapi juga akan menjadi penopang utama ekonomi Indonesia ke depan,” katanya.
Maka dari itu, imbuhnya, seiring peningkatan pariwisata di Indonesia ke depan, maka secara otomatis peran sumber daya manusia pariwisata di Indonesia menjadi sangat strategis untuk dipersiapkan dan dikembangkan secara profesional baik dari sisi kualitas dan kwantitas.
”Dalam kerangka integrasi perguruan tinggi pariwisata negeri di bawah Kementerian Pariwisata dalam proses seleksi yang menganut prinsip keterbukaan, objektivitas dan akuntabel, yang bermuara pada semangat untuk menjunjung tinggi kehormatan dan kejujuran sebagai bagian dari prinsip pendidikan," katanya.