Arief Yahya: Tujuan Kita Sama, Membuat Toba Menjadi Destinasi Kelas Dunia
Presiden Jokowi selalu melihat apa yang tidak terlihat dengan cinta
Editor: Toni Bramantoro
Karena itulah Kemenpar bekerja cepat tanpa harus berkoar-koar yang hanya menciptakan polemik.
Penetapan Perpres Badan Otorita DPN Danau Toba, dan Perpres Percepatan Pembangunan Infrastruktur Danau Toba direncanakan Triwulan I tahun 2016 ini, paling lambat Maret.
Kemenpar sendiri sudah membentuk shadow management, tim yang mengurus detail 10 top destinasi dan sudah mulai bekerja. Tim ini diketuai Hiramsyah, dan setiap satu destinasi ada satu orang yang concern.
Destinasi Danau Toba Rino Wicaksono, Tanjung Kelayang Fandi Wijaya, Tanjung Lesung Ida Irawati, Kepulauan Seribu dan Kota Tua Budi Faisal, Borobudur Larasati, Bromo Tengger Semeru AS Harsawardhana, Mandalika Taufan Rahmadi, Labuan Bajo Shana Fatina, Wakatobi Ari Prasetyo dan Morotai Ari Suhendro.
Yang concern membantu kawasan Danau Toba adalah Rino Wicaksono. Dia seorang arsitek lulusan UGM 1987 yang tugas akhirnya bertema Revitalisasi Panggung Terbuka Sendratari Ramayana Prambanan itu.
Dia mendapatkan gelar Master of Architecture in Urban Design dengan konsentrasi pada revitalization and heritage, serta Master of Urban and Regional Planning dengan konsentrasi pada Settlement and Tourism, dari University of Colorado, Denver, USA.
Gelar PhD nya dalam bidang Urban and Regional Planning pada spatial planning, management and governance dari University of South Australia, Adelaide.
Rino adalah arsitek perancang kawasan dan perencana pembangunan wilayah yang berpengalaman. Dia pernah terlibat dalam penyusunan RPJMN, Jakstra, Restra, RPJMD, RTRW, RDTR, RTBL, RIPPARDA, RIPOW, Rencana Induk Sektor, Rencana Induk Sistem, Masterplan Kawasan, dan lainnya. Lalu mau ke mana Toba?
“Toba bisa dikembangkan untuk eco-tourism, edu-tourism, cultural tourism, vernacular tourism, dan heritage tourism,” kata Rino Wicaksono.