Mencicipi Jajanan Kaki Lima ala Taiwan di Zeboo, Mulai Black Pao hingga Wonton
Zeboo menghadirkan aneka kuliner yang diusung dari Taiwan. Mulai dari makanan ringan, makanan berat, dessert, hingga minuman spesialnya.
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Reporter Tribun Lampung, Heru Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, BANDAR LAMPUNG - Di Bandar Lampung kini, banyak hadir tempat makan atau pusat jajanan yang menyediakan aneka kuliner, mulai dari western food, oriental food, Japanese food, hingga penganan lokal dan Nusantara.
Begitu juga dengan ragam kuliner yang ditawarkan pun banyak bentuk, mulai dari penganan ringan (cemilan), menu cepat saji (fast food), makanan berat, dessert, dan banyak lain jenisnya.
Begitu juga dengan tempat kulinernya.
Spicy chicken wonton. (Tribun Lampung/Heru)
Ada yang bertema kaki lima, street kafé, warung tradisional, kafé and resto, food court, hingga yang tersedia di hotel berbintang.
Salah satu tempat yang wajib dikunjungi adalah Zeboo yang berlokasi di lantai I Mal Boemi Kedaton (MBK) Bandar Lampung.
Di tempat bergaya kafé ini, pengunjung bisa menikmati aneka makanan dan minuman yang berbeda dari menu yang ditawarkan sebelumnya.
Zeboo menghadirkan aneka kuliner yang diusung dari Taiwan.
Mulai dari makanan ringan, makanan berat, dessert, hingga minuman spesialnya.
Harga yang ditawarkan pun relatif terjangkau, yakni dikisaran Rp 15 ribu-Rp 42 ribu per itemnya.
Pengelola Zeboo Café, Tia Raswan mengungkapkan, tempat kulinernya bisa dibilang ekslusif, unik, dan spesial.
Sebab, mayoritas menu yang disajikan mengusung konsep kuliner khas Taiwan.
Adapun prioritas kuliner yang disuguhkan lebih mengangkat konsep camilan, dessert, dan minuman.
"Kami ingin tampil beda dan ingin memberikan sesuatu yang baru pada para pecinta kuliner di Bandar Lampung.
Apalagi tempat kuliner yang menampilkan makanan khas Taiwan yang lezat masih sangat jarang ditemui di sini.
Hampir mayoritas menunya diangkat dari khasanah kuliner asal negeri Formosa itu," ungkap Tia.
"Pasti banyak yang bertanya kenapa lebih pilih camilan, dessert, dan minuman sebagai menu utama. Sederhana saja jawabnya, karena kami ingin menjadikan tempat ini sebagai tempat nongkrong anak muda," sambungnya menjelaskan.
Bicara menu andalan, jelas Tia, salah satunya adalah Black Bao.
Makanan ringan khas Taiwan ini terbentuk dari komposisi bakpao hitam berbentuk pipih yang dikombinasikan dengan dua pilihan isian di tengah/toppingnya.
Di antaranya rasa pedas teriyaki yang terdiri dari saos pedas, ayam goreng, kacang, keju, dan mayonise.
Dia menambahkan, untuk pilihan kedua adalah isian fillet ayam goreng yang komposisinya potongan ayam, wortel, rumput laut, saos teriyaki, wijen, dan mayonise.
Sedangkan untuk harga per porsinya, hanya Rp 34 ribu saja.
"Kalau tampilan fisiknya, seperti bakpao hitam diberi topping di atasnya. Tapi untuk makannya, bakpao dilipat dan jadilah topping sebagai isiannya, unikkan. Makan seporsi saja dijamin pasti kenyang. Kalau untuk rasanya, cenderung lembut, chruncy, pedas, dan beraroma rempah yang menggoda," ujarnya berpromosi.
Selain Black Bao, kata Tia, makanan ringan yang tak kalah lezatnya adalah Spicy Chicken Wonton.
Kuliner ini bisa disebut sebagai ikonnya makanan yang popular di negeri asalnya.
Spicy Chicken Wonton sendiri adalah penganan rebusan pangsit ayam yang diolah dengan aneka bumbu rempah berkonsep rumahan.
Menurutnya, satu porsi menu ini berisi lima rebusan pangsit. Sehingga bisa dikonsumsi 1-2 orang.
Selain itu dipadukan dengan kaldu ayam, potongan cabai merah, dan kacang sebagai toppingya.
Sehingga rasa manis, pedas, dan sedikit asam begitu terasa di lidah penggemarnya.
Sedangkan harganya hanya Rp 32 ribu per porsi.
"Meski mengusung konsep kuliner Taiwan, prakteknya kami tidak mengikuti total. Sebab, bahan baku, rempah-rempah, dan komposisinya tetap disesuaikan. Jadi pada dasarnya bukan mengcopy resep. Tapi lebih pada revolusi pada bumbu dan citarasa rumahan. Info jelasnya bisa menghubungi 087899750009," ujarnya. (*)