Lagi, Syahrini Pamer Foto dan Video Jalan-jalan di Ginza, Wisata Belanja Termewah di Jepang
Lagi, Syahrini pamer foto-foto dan video belanja di Ginza, salah satu wisata belanja termewah dunia di Jepang.
Penulis: Agung Budi Santoso
TRIBUNNEWS.COM - Lagi, Syahrini pamer foto-foto dan video belanja di Ginza, salah satu wisata belanja termewah dunia di Jepang.
Syahrini tampak mengenakan high heels dan tas kulit branded ketika kaki-kaki mungilnya lenggang kangkung berjalan kaki di pusat keramaian Ginza.
Salah satu videonya, ia bersama dengan Sherina Munaf, penyanyi remaja Indonesia yang sedang giat menyelesaikan kuliahnya.
"Kalau di sini aku bukan artis," kata Sherina di video Syahrini.
Seperti diketahui, Ginza adalah distrik di Chūō, Tokyo, letaknya di selatan Yaesu dan Kyōbashi, sebelah barat Tsukiji, sebelah timur dari Yūrakuchō dan Uchisaiwaichō, atau sebelah utara dari Shinbashi.
Kawasan ini dikenal sebagai kawasan mewah di Tokyo.
Di tempat ini terdapat berbagai toko serba ada, butik,restoran dan kafe. Ginza dikenal sebagai salah satu pusat perbelanjaan paling mewah di dunia.
Toko-toko utama dari merek busana elite berada di sini, Chanel, Dior, Abercrombie & Fitch, Gucci, dan Louis Vuitton.
Di sini juga terdapat ruang pamer Sony dan Apple Store Ginza.
Menurut Wikipedia, kawasan ini disebut Ginza karena dulunya di tempat ini terdapat percetakan uang logam perak yang dibangun tahun 1612 (zaman Edo).
Setelah kawasan Tsukiji habis terbakar pada tahun 1872, Pemerintah Meiji menetapkan kawasan Ginza sebagai model modernisasi.
Pemerintah memprakarsai pembangunan gedung dari bata tahan api, dan pembangunan jalan-jalan yang lebih lebar untuk menghubungkan Stasiun Shinbashi dan enklave orang asing di Tsukiji, serta gedung-gedung pemerintahan yang penting.
Tata kota untuk kawasan ini dirancang oleh arsitek kelahiran Irlandia bernama Thomas Waters. Pelaksana konstruksi adalah Biro Kontraktor Kementerian Keuangan. Pada tahun berikutnya sudah selesai dibangun promenade perbelanjaan bergaya Barat di Ginza yang berada di jalan antara Jembatan Shinbashi dan Jembatan Kyōbashi di barat daya distrik Chūō, Tokyo. Selesai juga dibangun pada waktu itu di Ginza, gedung batu bata bergaya arsitektur Georgia.
Gedung-gedung di "kota batu bata" Ginza mulanya ditawarkan kepada peminat yang mau membeli. Namun kemudian gedung-gedung ini dapat disewa. Mahalnya harga menyebabkan sebagian di antara gedung-gedung ini kosong dari penyewa.
Meskipun demikian, Ginza sudah telanjur terkenal sebagai simbol "peradaban dan pencerahan" karena di tempat ini juga terdapat kantor-kantor penerbit majalah dan surat kabar yang menyebarluaskan berita tentang tren saat itu.
Sebagian besar dari gedung-gedung bergaya Eropa sudah lama dibongkar, dan hanya beberapa di antaranya masih tersisa. Di antara gedung paling mencolok di Ginza adalah Gedung Wako yang di atasnya terdapat Menara Jam Hattori. Gedung dan menara jam ini awalnya dibangun oleh Kintarō Hattori, pendiri perusahan jam Seiko. (Agung BS/ abstribun@gmail.com )