Asyiknya Wisata di Desa Seribu Curug Tanalum Purbalingga
Desa wisata Tanalum yang ada di Tanalum Rembang Purbalingga Jawa Tengah dikenal dengan desa seribu curug atau air terjun.
Penulis: Khaerur Reza
Editor: Sugiyarto
Laporan Reporter Tribun Jogja, Khaerur Reza
TRIBUNNEWS.COM PURBALINGGA - Desa wisata Tanalum yang ada di Tanalum Rembang Purbalingga Jawa Tengah dikenal dengan desa seribu curug atau air terjun.
Di sana dapat ditemukan beberapa Curug Nagasari, Curug Aul, Curug Panyatan, Curug Telu dan Curug Karang.
Curug Nagasari adalah salah satu curug yang paling mempesona dengan tinggi yang mencapai 72 meter jelas tergambar pesona keindahan curug tersebut.
Ketua kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Argo lestari Desa Tanalum, Taat Priyanto mengatakan, curug Nagasari merupakan curug dengan ketinggian air tertinggi dibanding curug lainnya di Tanalum.
Untuk mencapai curug ini memang menantang karena melalui turunan yang cukup terjal, namun rasa lelah itu akan terbayarkan setelah tiba di curug yang masih dikelilingi bebatuan alam serta tumbuh-tumbuhan yang masih sangat alami.
“Suasana sekitar curug tersebut sangat tenang, yang terdengar hanya hempasan air yang mengalir dari ketinggian laksana tirai yang tertiup angin,,” ujar Taat.
Selain Curug Nagasari, salah satu curug yang cukup menarik adalah Curug Aul yang menjadi sasaran para pecinta canyoning.
“Untuk curug Aul dan Nagasari menurut para pecinta wisata canyoning, konon sudah termasuk level dunia buat canyoning,” tambahnya.
Keindahan curug tersebut juga membuat kagum wisatawan mancanegara asal Texas Amerika Serikat yang datang berkunjung beberapa saat lalu, seperti diceritakan fasilitator pendamping Desa Wisata Tanalum, Suci Wijayanti yang mendampingi para turis tersebut.
"Mereka mengaku kagum dengan kehidupan masyarakat desa dan suasana alam yang masih alami, bahkan mereka menyempatkan diri menikmati segarnya air curug Nagasari," cerita Suci.
Mereka sendiri mengaku sudah beberapa kali datang ke Indonesia dan menikmati Pulau Bali, namun kali ini mereka ingin datang dan menikmati kehidupan masyarakat di desa.
“Mereka mengaku sudah bosan dengan wisata seperti di Bali, mereka ingin ke tempat wisata yang ada di desa-desa,” tambahnya. (*)