Investor Monaco Diajak Berinvestasi di Dunia Pariwisata Indonesia
Pamor Wonderful Indonesia bukan saja nyaring di kota-kota penyelenggara Travel Mart di dunia
Editor: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, MONACO - Pamor Wonderful Indonesia bukan saja nyaring di kota-kota penyelenggara Travel Mart di dunia.
Kerajaan kecil dengan penduduk superkaya dan bergaya hidup elegan seperti Monaco pun mengenal dengan baik national brand pariwisata Indonesia. Ini terlihat saat Malam Persahabatan Indonesia-Monaco di Hotel Fairmont, Monte Carlo, Monaco, 20 April 2016 lalu.
Friendship Evening yang diisi pagelaran budaya dan malam kesenian itu berlangsung sangat akrab, happy dan menyatu. Event yang diprakarsai Kemenpar dan KBRI Paris itu terbilang istimewa. Kepala Negara Yang Mulia Pangeran Albert II hadir dan larut dalam ritme berkesenian.
Pun juga para pejabat pemerintahan, kepala istana kepala negara, Monaco Economic Board, para industriawan dan pelaku bisnis pariwisata yang turut hadir secara khusus.
Kemenpar menghadirkan Paulus Surya Orchestra & Vocalia Dari Semarang, dengan 10 musisi dan 5 penari. Dia menampilkan musik dan tari daerah Nusantara, dengan pakaian adat Bali yang eksotik.
Dia kemas dalam nuansa kontemporer yang menyetrum penonton untuk ikut menggerakkan kapala, badan, tangan dan kakinya.
Medley lagu-lagu asli Eropa dimainkan dengan apik, diantaranya O Bambino Caro. Lagi kesukaan Ibunda Pangeran Albert II, yang membuatnya terpana dan sangat menikmati.
Disamping orkestra, juga ditampilkan pameran seni tekstil Indonesia oleh desainer ternama, Oscar Lawalata dan kreasi seni Indonesia.
Pameran Oscar Lawalata menampilkan 60 koleksi pribadi tekstil klasik Indonesia dari berbagai daerah yang dipamerkan di Galeries Cristal Hotel Fairmont Monte Carlo.
"Acara berlangsung heboh, sukses, Pangeran Albert II memuji acara ini. Salam Wonderful Indonesia," kata Ukus Kuswara, Seskemenpar dari Monaco.
Sehari sesudahnya, 21 April 2016, dilanjutkan dengan business meeting di hotel yang berada di lokasi yang sama.
Delegasi Indonesia dipimpin Sekretaris Kementerian Pariwisata, Ukus Kuswara, Ketua Pokja Percepatan Pengembangan 10 destinasi pariwisata nasional, Hiramsyah Sambudhy Thaib, dan Staf Ahli Menteri Perdagangan bidang hukum dan kerjasama antarlembaga, Salomo Damanik.
Dubes RI, Hotmangaradja Pandjaitan secara khusus mengundang para investor Monaco untuk mengunjungi Indonesia dan berinvestasi di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata yang tengah dirancang di 10 top destinasi nasional.
Indonesia itu prospektif, atraksi pariwisatanya, iklim dan cuaca, pantai, bawah laut dan biota yang ada di dalamnya, nyaris tak ada yang bisa mengalahkan.
Monaco, kata Dubes yang berlatar belakang tentara itu, adalah negara dengan benchmark tinggi dibidang Mice dan hospitality.
Monaco sukses menjadi tuan rumah berbagai kegiatan dan pertemuan internasional.
Bali punya Nusa Dua, seluas 350 hektare yang menjadi tempat yang representatif untuk MICE --Meetings, Incentives, Conferences, Exhibitions.
Ibu Kota Jakarta tentu juga lengkap dengan semu fasilitas itu. Kini ada Bintan, yang sudah mulai dipasarkan sebagai kota yang layak untuk penyelenggaraan MICE.
Perdagangan Indonesia dan Monaco menunjukkan peningkatan yang sangat dinamis. Ini terlihat dari jumlah kunjungan wisatawan Monaco ke Indonesia yang terus bertambah. Sejak 2015, Indonesia telah menerapkan kebijakan Bebas Visa Kunjungan kepada Pemegang Paspor Monaco.
Kepangeranan Monaco adalah negara berbentuk Monarki Konstitusional yang terletak di kawasan Cote d'Azur berbatasan langsung dengan Prancis dan Italia.
Sebanyak 60% penduduk Monaco merupakan WN Prancis dan sisanya penduduk asli (Monegasque) dan WN Italia. Perekonomian Monako banyak bergantung pada pariwisata dan industri perbankan atau finance.