Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kisah Makam Ki Gede Sala, sang Pendiri Kota Solo, Kerap Didatangi Pejabat dan Para Petinggi Negeri

Setiap malam Jumat dan Selasa Kliwon, makam di Ndalem Mloyokusuman RT 001/RW 012 Baluwarti, Surakarta, itu ramai oleh keberadaan peziarah.

Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in Kisah Makam Ki Gede Sala, sang Pendiri Kota Solo, Kerap Didatangi Pejabat dan Para Petinggi Negeri
TribunSolo.com/Labib Zamani
Kuncen atau penjaga makam Ki Gede Sala, Sari Dewi Susanti (40) saat membersihkan makam di Ndalem Mloyokusuman RT 001, RW 012 Baluwarti, Surakarta, Jawa Tengah, Rabu (13/4/2016). 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Labib Zamani

TRIBUNNEWS.COM, SOLO - Makam Ki Gede Sala ini berlokasi di dalam kompleks Keraton Kasunanan Surakarta.

Tepatnya, di Ndalem Mloyokusuman RT 001/ RW 012 Baluwarti, Surakarta, Jawa Tengah.


Makam Ki Gede Sala. (Tribunsolo.com/Labib Zamani)

Makam yang disakralkan oleh sebagian masyarakat ini sering dikunjungi banyak peziarah dalam maupun luar negeri, termasuk pejabat.

Mereka meyakini dengan melakukan ziarah ke sana akan mendapatkan berkat.

 
Di kompleks pemakaman tersebut selain makam Ki Gede Sala juga ada dua makam lain, yakni Kiai Carang dan Nyai Sumedang.

Setiap malam Jumat dan Selasa Kliwon, makam di Ndalem Mloyokusuman RT 001/RW 012 Baluwarti, Surakarta, itu ramai oleh keberadaan peziarah.

Berita Rekomendasi

"Mereka yang ke sini itu ya berdoa supaya diberikan keselamatan dan barokah, tetapi dengan cara mereka masing-masing, soalnya tidak hanya orang Muslim saja yang ke sini," kata kuncen atau penjaga makam Ki Gede Sala, Sari Dewi Susanti (40), kepada TribunSolo.com, Rabu (13/4/2016).

Siapa sebenarnya Ki Gede Sala?

Dia disebut-sebut sebagai sosok pendiri Kota Solo.

Sebagian masyarakat yakin, Ki Gede Sala adalah sesepuh yang berkuasa di desa yang kini ditempati Keraton Kasunanan Surakarta.

Menurut sang kuncen, Sari Dewi Susanti, dahulu desa yang ditempati Keraton Surakarta rawa.

"Di sini sebelumnya adalah rawa, lalu dikeringkan oleh Ki Gede Sala," katanya.

Setelah kering, pada 1745 Paku Buwono (PB) II memilih hijrah dari Kartasura ke desa Sala.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas