Mencicipi Sate Kambing Langganan "Si Doel Anak Sekolahan" di Jalan Raya Serang
Berada di Jalan Raya Serang, kilometer 18,5 Desa Bojong, Cikupa, rumah makan ini memiliki rasa khas, serta daging kambing yang tidak bau amis dan alot
Editor: Malvyandie Haryadi
Usia kambing pun juga menentukan kelembutan daging.
"Pokoknya tidak boleh dalam keadaan basah. Kambingnya pun harus kambing muda. Maksimal usia delapan bulan. Lewat dari itu, dagingnya pasti alot," kata Tati.
Teknik ini, kata Tati, adalah teknik turun temurun dari ayahnya, H. Asdama. Tati adalah generasi kedua penerus Rumah Makan Putra Pusaka.
Teknik yang sama pun sudah diturunkan Tati ke anak-anaknya. "Dari zaman awal jualan masih pakai pikulan, tekniknya tetap sama. Anak-anak saya pun sudah saya ajarkan. Jadi kalau saya sedang sibuk, mereka sudah tahu caranya," kata Tati.
Setelah diolah dan diberi bumbu, cara memasak kambing pun harus dengan cara khusus, yakni dengab tungku kayu bakar.
"Ini pengaruh sekali ke rasa kambingnya. Warna dagingnya juga lebih segar ketimbang dimasak dengan kompor gas, " katanya.
Pernah sekali waktu, Tati menyajikan makanan yang dimasak dengan kompor gas. Hasilnya, masakan tersebut pun dikomplain tamu.
"Katanya rasanya beda. Lebih keras, dan aromanya tidak seenak biasanya. Warna dagingnya juga jadi lebih gelap, beda kalau dimasak di tungku. Mulai sejak itu sampai sekarang, saya selalu masak dengan tungku kayu, " katanya.
Bagaimana dengan bumbu? "Wah, itu sih rahasia dapur. Pokoknya yang jelas beda lah sama yang lain," kata Tati terkekeh.
Untuk menu andalan, sate kambing dan sop kambing masih menjadi menu incaran utama para tamu.
Harga sate satu porsi Rp 30.000 isi 10 tusuk, sedangkan sop Rp 20.000.
Menu lain yang juga layak dijajal adalah oseng kambing, yang dibanderol Rp 45.000 per porsinya.
Jika ingin merasakan menu berbeda, ada nasi goreng kambing seharga Rp 25.000, dan ayam bakar dengan harga Rp 15.000.
Rumah Makan Putra Pusaka beroperasi mulai pukul 10.00 - 21.00 setiap hari Senin sampai Sabtu. (*)