Landskap Pantai Dewi Mandapa di Kabupaten Pesawaran yang Rimbun Bakau dan Airnya Biru Hijau
Inilah pesona Pantai Dewi Mandapa di Kabupaten Pesawaran yang rimbun oleh pepohonan bakau. Airnya biru kehijauan.
Editor: Agung Budi Santoso
TRIBUNNEWS.COM, LAMPUNG - Matahari belum terlalu tinggi saat Tribun menjejakkan kaki di Pantai Dewi Mandapa.
Tepat pada pukul 08.30 pagi, suasana pantai kecil yang terletak di kawasan wisata Kabupaten Pesawaran ini masih nampak tenang dan sedikit sepi.
Beberapa pengelola nampak tengah membersihkan jembatan penyeberangan yang ditata menuju serimbunan pohon bakau yang berjarak bebeberapa meter saja dari tepian.
Baru ada satu dua pengunjung yang datang dan asyik bermain pasir dan air laut dengan cerianya.
Angin pagi segar serta langit biru cerah dihiasi awan putih terlihat sangat kontras dengan laut lepas yang terbentang di depan mata.
Wisatawan bersantai di tepi Pantai Dewi Mandapa di Kabupaten Pesawaran, Lampung (TRIBUN LAMPUNG/ ANNA PUSPITA)
Tanpa menunggu lama lagi, Tribun pun lantas mengayunkan langkah menapaki jembatan penyeberangan yang terbuat dari papan-papan kayu tersebut.
Tepat di ujung penyeberangan, Tribun lantas duduk terpukau dengan landskap yang disuguhkan Pantai Dewi Mandapa pagi itu.
Pantai Dewi Mandapa merupakan satu dari sekian banyak pantai yang terletak di Padang Cermin, Kabupaten Pesawaran, Lampung.
Pantai ini masih sangat alami dengan rerimbunan pohon bakau yang hijau. Ditambah lagi dengan air lautnya yang berwarna biru kehijauan nampak sangat menyejukkan mata.
Bagi anda yang memang menginginkan suasana yang agak sedikit tenang, Pantai Dewi Mandapa dapat menjadi pilihan.
Sebab, pantai kecil ini memang belum lama dikelola. Sempat agak terbengkalai setelah dibuka empat tahun yang lalu, pantai Dewi Mandapa kini mulai kembali menata wajah untuk memanjakan siapa saja yang haus akan pemandangan alam pantai yang menyegarkan.
Untuk memasuki kawasan pantai ini, pengunjung hanya perlu membayar Rp 10 ribu saja/motor tepat di portal pintu masuk.
Pemandangan laut lepas sebenarnya sudah langsung dapat kita nikmati dari area ini. Namun, tidak lengkap rasanya kalau tidak melanjutkan menyeberang mendekati laut lepas.
Ada dua spot menarik yang bisa dipilih untuk sekadar selfie ataupun duduk santai sembari memasukkan air ke dalam laut.
Tempat pertama adalah tempat bernama Pulau Cinta. Adalah pulau kecil dengan bentuk yang hampir menyerupai bentuk hati bila dilihat dari atas.
Bila ingin memasuki Pulau Cinta ini, pengunjung akan terlebih dahulu melewati jembatan penyeberangan dan semacam gerbang kecil sebagai 'pintu masuk' Pulau Cinta. Untuk memasukinya, cukup dengan menambah membayar biaya masuk sebesar Rp 5 ribu saja.
Di pulau kecil ini, pengunjung bisa leluasa untuk bermain dengan pasir pantai yang putih, ataupun berenang di sekelilingnya karena kedalamannya yang tidak terlalu. Hanya sekitar seukuran dada orang dewasa.
Spot kedua adalah rerimbunan pohon bakau yang sudah disulap sedemikian rupa menjadi semacam beranda yang mengapung di tengah laut.
Hanya ada satu kursi kayu saja, selebihnya, pengunjung dapat dengan santai duduk lesehan di permukaan yang sudah dilapisi dengan papan yang ditata rapi.
Cukup nyaman dan tidak perlu khawatir kepanasan, karena pengunjung akan terlindung daun pohon bakau yang rimbun. Sangat disarankan untuk saat pagi dimana matahari belum terlalu panas, ataupun sore hari ketika sunset berlangsung.
Pengelola pantai Dewi Mandapa, Wirdian, mengatakan, selain untuk menghabiskan waktu dengan berfoto ria dan duduk santai di jembatan penyeberangan, di Pantai Dewi Mandapa juga memungkinkan pengunjung untuk melakukan aktivitas camping.
Inilah pesona Pantai Dewi Mandapa di Kabupaten Pesawaran yang rimbun oleh pepohonan bakau. Airnya biru kehijauan. (TRIBUN LAMPUNG/ ANNA PUSPITA )
"Kita buka dari pagi, sebenarnya kalau pengunjung biasa kami batasi sampai jam 7 malam. Tapi, kalau ada pengunjung yang memang ingin bermalam, kita persilahkan. Jadi bisa bawa dan buat tenda di dalam sini. Biayanya Rp 100 ribu/tenda untuk satu malam," begitu katanya.
Ativitas lainnya yang bisa dilakukan di pantai ini adalah snorkeling. Cukup dengan membayar Rp 40 ribu, maka pengunjung sudah dapat menyewa satu set perlengkapan snorkeling lengkap dan menikmati pemandangan bawah air selama sehari.
Wirdian melanjutkan, batas aman dimana pengunjung dapat melakukan kegiatan snorkeling adalah wilayah sejauh 100 meter dari garis pantai. Di kawasan ini, banyak terumbu karang, beberapa jenis ikan kecil, dan bila beruntung, akan dapat melihat ubur-ubur kecil melintas dan terlihat jelas dari permukaan.
Sekadar informasi, lokasi pantai ini tidak terlalu jauh. Hanya membutuhkan waktu kurang lebih satu jam saja dari Terminal Induk Rajabasa, Bandar Lampung. Ada dua jalur yang dapat dipilih. Dapat dengan melalui Jl. Pramuka-Jl.
Teuku Cik Ditiro lantas menelusuri Jl. Raden Imba Kusuma Ratu menuju Padang Cermin. Atau, melalui jalan dalam kota menuju arah Teluk Betung melintasi kawasan Kantor Pemerintahan Kota Bandar Lampung hingga kawasan Gudang Garam dan mengikuti jalur menuju Padang Cermin.
Sebagai persiapan, jalan masuk sepanjang 500 meter menuju pantai ini belum berupa jalan beraspal mulus, melainkan jalan onderlaag sepanjang 50 meter selebihnya adalah jalan tanah.
Sehingga, butuh kelihaian berkendara ketika melintas seusai hujan mengguyur ataupun air kanal tambak sedang naik. Namun, semua itu akan terbayar dengan pemandangan menakjubkan yang ada di pantai ini. (Anna Puspita)