Meski Lokasinya Berada di Bawah Pohon Beringin, Dawet Pak Bardi Tak Sepi Pembeli
Bagi sebagian masyarakat Indonesia, khususnya orang Jawa, minuman yang satu ini begitu terkenal dan menjadi favorit menghilangkan dahaga.
Editor: Malvyandie Haryadi
Untuk juruh yang terbuat dari gula jawa cukup bentuknya cukup kental.
Tidak hanya manis, juruh ini juga menambah citarasa gurih dalam setiap gelas dawet.
Jika ingin sensasi rasa yang lebih kaya pembeli bisa menambahkan tape ketan dalam setiap gelasnya.
Bardi mulai usaha berjualan dawet sejak tahun 1997.
"Sebelumnya beragam profesi telah saya coba, mulai dari mbengkel, hingga jualan roti. Tetapi saat Indonesia terkena krisis moneter cari pekerjaan semakin susah, akhirnya saya berjuala dawet," ceritanya.
Keberaniannya berjualan dawet karena didasari kemampuan sang istri membuat dawet. Keahlian membuat dawet diwarisi istrinya secara turun temurun.
Saat pertama kali berjualan Bardi hanya mampu menjual lima gelas dawet.
Tetapi saat ini dalam sehari dia harus menghabiskan 10 kilogram tepung aren.
Untuk harga, segelas dawet dapat anda nikmati hanya dengan Rp.3 ribu. Jika menginginkan tambahan tape, harganya hanya Rp.500 per bungkus.
Di dekat lokasi berjualannya saat ini pria asli Sleman ini membuka warung bakso dan mi ayam.
"Sekarang saya juga sudah buka cabang di wilayah Gedongkuning," pungkas Bardi.(*)