Pesona Pantai Lariti, Bima: Di Sini, Anda Seakan Melihat Laut "Terbelah Dua"
Dari atas bukit terlihat beberapa pulau kecil disertai warna air laut, yang seakan tersambung dari Pantai Lariti ke Samudra Indonesia.
Editor: Malvyandie Haryadi
Dari kejauhan terlihat panorama Pantai Lariti berupa terumbu karang bagai jalan membentang membelah laut sepanjang 100 meter dari bibir pantai hingga Nisa Lampa Jaram, pulau persinggahan alias ladang ternak kuda merumput.
Laut yang tampak ”terbelah dua” selebar 20 meter itulah bagai dalam kisah Nabi Musa AS.
Setelah mencelupkan tongkat mukjizatnya, Laut Merah tersibak dua. Lewat lorong air itulah Nabi Musa dan umatnya berjalan menyelamatkan diri dari kejaran bala tentara Firaun.
Ladang gembala
Hamsin Puasa (70), pedagang di pinggir pantai itu, menyebutkan, pulau dan areal pantai itu pernah menjadi tempat penggembalaan ratusan ekor kuda milik Sultan Bima.
Adapun pasang surut air laut terjadi pukul 05.00- 07.00 dan 15.30-19.00.
Selagi pasang surut air laut setinggi pinggang dan semata kaki orang dewasa.
”Apabila sedang surut, berjalan di terumbu karang itu sepertinya bapak jalan di atas air,” tutur Hamsin.
Pantai ini mulai dikenal pertengahan 2014, menyusul kedatangan pengunjung masyarakat Kabupaten Bima dan Kota Bima saat libur kerja dan libur sekolah Sabtu dan Minggu.
Mandi, berjalan-jalan di hamparan pasir putih, bermain bola selagi air surut, terutama anak-anak dan dewasa, dapat dinikmati di pantai itu.
KOMPAS/KHAERUL ANWAR