Menpar Dengungkan Pidato Jokowi Saat Promosikan Pariwisata RI Di Shanghai
Bukan lantaran kehabisan stok kata-kata atau sedang tidak menemukan ide segar untuk mempromosikan Wonderful Indonesia.
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Toni Bramantoro
![Menpar Dengungkan Pidato Jokowi Saat Promosikan Pariwisata RI Di Shanghai](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/menpar-arief-hadir-sebagai-narasumber-di-inacham-indonesia-china-chamber-of-commerce_20160827_102650.jpg)
Pariwisata adalah jalan baru, paling cepat dan paling mudah untuk memutus rantai kemiskinan, pengangguran, dan kesenjangan yang selama 71 tahun kita hadapi. Tahun 2019, Pariwisata diproyeksikan menyumbangkan PDB sebesar 15%, devisa sebesar 20 Milliar USD, dan menyerap 13 juta tenaga kerja.
"Serta diyakini mampu menciptakan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi yang lebih tersebar di seluruh tanah air,” katanya.
Ia pun menjelaskan tiga fokus langkah percepatan yang sudah disampaikan Presiden Jokowi, adalah strategi yang sedang dijalankan di Kementerian Pariwisata. Fokus pertama, Infrastruktur, itu syarat mutlak memajukan pariwisata.
"Kami sedang percepatan 10 destinasi prioritas, dari Danau Toba Sumatera Utara, Tanjung Kelayang Belitung, Kep Seribu Jakarta, Borobudur Jateng, BTS Jatim, Mandalika NTB, Labuan Bajo NTT, Wakatobi Sultra dan Morotai Maltara,” jelasnya.
Fokus kedua, SDM merupakan kunci untuk memenangkan persaingan global. Tuntutannya adalah segera memiliki SDM-SDM profesional terbaik. Caranya, build, borrow, dan buy. Cara optimal saat ini adalah borrow.
"Oleh karena itulah kita sekarang didampingi oleh Shadow Management yaitu para ahli dengan reputasi yang sudah teruji di bidangnya," jelasnya.
Fokus Ketiga, debirokrasi-deregulasi. Beberapa langkah deregulasi yang sudah kita lakukan antara lain BVK (Bebas Visa Kunjungan) 196 negara termasuk Tiongkok, Pencabutan CAIT untuk industri wisata layar dan moratorium azas cabotage untuk wisata kapal pesiar pada lima pelabuhan besar di Indonesia.
“Sehingga kapal pesiar bisa menaik turunkan penumpang di pelabuhan-pelabuhan tersebut,” katanya.
Langkah debirokrasi, kata Arief Yahya, yang dilakukan adalah implementasi teknologi digital, kita harus semakin digital, karena itu kita kembangkan E-Government, E-Tourism, TXI (Travel Exchange Indonesia), ITDW (Indonesia Travel Data Warehouse) dan lain-lain.
“Kami punya War Room untuk menjadi pemain global, dan siap bersaing di level internasional,” kata Arief Yahya.
Ia juga menunjukkan fakta-fakta situasi pariwisata Indonesia yang belakangan sangat bergairah.
“Pariwisata merupakan salah satu sektor unggulan dalam pembangunan ekonomi nasional untuk mewujudkan kemakmuran. Peningkatan investasi dan destinasi pariwisata menjadi faktor kunci dalam hal pendapatan ekspor dan penciptaan lapangan kerja,” kata dia.
Pariwisata juga telah melakukan lompatan yang luar biasa, yang membuatnya menjadi salah satu sektor ekonomi terbesar dan tercepat di dunia. Industri pariwisata merupakan pilihan yang termudah dan termurah untuk meningkatkan pertumbuhan PDB, menghasilkan devisa, dan meningkatkan penciptaan lapangan kerja.
Pertama, untuk menaikkan Produk Domestik Bruto (PDB). Data terbaru World Travel & Tourism Council (WTTC), sektor pariwisata Indonesia telah memberikan kontribusi 10% dari total GDP, dengan nominal tertinggi di ASEAN. Pertumbuhan PDB pariwisata sebesar 4,8% dan memiliki potensi untuk mencapai 7%, tingkat pertumbuhan ini lebih tinggi dibandingkan dengan industri pertanian, otomotif, manufaktur dan pertambangan.
“Selain itu, saya juga ingin menunjukkan bahwa pendapatan dari 1 juta USD valuta asing (valas) dalam pariwisata akan menghasilkan 1,7 juta USD, atau berkontribusi 170% bagi PDB Pariwisata, sebagai penyumbang tertinggi dibandingkan dengan industri lainnya,” kata Arief Yahya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.