Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Menpar Dengungkan Pidato Jokowi Saat Promosikan Pariwisata RI Di Shanghai

Bukan lantaran kehabisan stok kata-kata atau sedang tidak menemukan ide segar untuk mempromosikan Wonderful Indonesia.

Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Toni Bramantoro
zoom-in Menpar Dengungkan Pidato Jokowi Saat Promosikan Pariwisata RI Di Shanghai
Kemenpar
Memperingati 67 tahun hubungan diplomatik RI-RRT, Menpar Arief akan hadir sebagai nara sumber di Indonesia China Chamber of Commerce (INACHAM) yang didirikan 13 April 2015 lalu di Beijing. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau

TRIBUNNEWS.COM, SHANGHAI – Bukan lantaran kehabisan stok kata-kata atau sedang tidak menemukan ide segar untuk mempromosikan Wonderful Indonesia.

Menteri Pariwisata (Menpar), Arief Yahya mendegungkan kembali pidato Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam Peringatan HUT RI ke-71 lalu, saat berbicara di depan diaspora di Shanghai, yang didominasi oleh pengusaha dan professional anggota Indonesia China Chamber of Commerce (INACHAM) di Grand Hyatt Shanghai, Jin Mao Tower, Tiongkok.

“Saya yakin banyak diantara kalian yang belum mendengarkan pidato Bapak Presiden Joko Widodo. Ini bisa jadi pengobat rindu pada Indonesia. Ini saya kutip, kata-kata beliau yang perlu disimak dan digaris bawahi,” ujar Menpar, yang berdiri di stage dengan back ground LED bertuliskan “Celebration of the 71 st Anniversary of the Republic Indonesia” itu.

Inilah kata-kata yang dikutip kembali untuk meremind bagi yang sudah mendengar, atau meng-amplifier bagi mereka yang belum menyimak.

“Sekarang kita berada pada era persaingan global. Kompetisi antarnegara luar biasa kerasnya, luar biasa sengitnya. Untuk memenangkan kompetisi, untuk menjadi bangsa pemenang, kita harus berani keluar dari zona nyaman."

"Kita harus kreatif, optimis, bahu-membahu, dan melakukan terobosan-terobosan. Semua itu demi mempercepat pembangunan nasional, dem meningkatkan daya saing kita sebagai bangsa.

Tanpa keberanian kita keluar dari zona nyaman, kita terus dihadang oleh tiga masalah utama bangsa, yaitu kemiskinan, pengangguran, dan kesenjangan sosial," demikian dia mengutip Pidato Presiden Jokowi, seperti dikutip dari laman Facebook Kementerian Pariwisata, Sabtu (27/8/2016).

Berita Rekomendasi

Kemudian ia melanjutkan mengutip pidato Presiden Jokowi. "Diperlukan langkah-langkah terobosan, diperlukan kecepatan kerja, diperlukan lembaga-lembaga negara yang kuat dan efektif untuk mengatasi tiga masalah utama bangsa tersebut."

Tahun 2016 ini telah ditetapkan sebagai Tahun Percepatan Pembangunan Nasional. Kita harus melangkah menuju Indonesia maju.

Percepatan pembangunan tersebut mutlak kita perlukan. Sudah 71 tahun Indonesia merdeka, kita belum mampu memutus rantai kemiskinan, memutus rantai pengangguran, dan memutus rantai kesenjangan sosial.

"Pada tahun percepatan pembangunan ini, Pemerintah fokus pada tiga langkah terobosan untuk pengentasan kemiskinan, pengangguran, dan kesenjangan sosial. Ketiga langkah itu adalah: Pertama, Percepatan pembangunan infrastruktur. Kedua, penyiapan kapasitas produktif dan Sumber Daya Manusia. Ketiga, deregulasi dan debirokratisasi.” Itulah kata-kata penting Presiden Jokowi.

Tiga hal penting dari pernyataan Presiden Jokowi yang diteruskan ke para pengusaha dan professional di Shanghai itu.

“Kita masih sulit memutus rantai kemiskinan, pengangguran dan kesenjangan sosial. Lalu yang akan digenjot adalah infrastruktur, kapasitas produksi dan SDM, serta deregulasi-debirokratisasi. Itulah yang bisa kita perankan semua, melalui sektor Pariwisata,” kata Arief Yahya mengajak para kolega untuk investasi di bidang pariwisata saat ini.

Mengapa harus Pariwisata? Demikian Menpar bertanya.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
Berita Populer
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas