Arief Yahya: Padukan Art & Technology di Taman Sri Baduga
Berbeda dengan sambutan Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi yang menekankan aspek cultural value, Menpar Arief Yahya berbicara tentang commercial value.
Editor: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, PURWAKARTA – Berbeda dengan sambutan Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi yang menekankan aspek cultural value, Menpar Arief Yahya berbicara tentang commercial value.
Karena sebuah destinasi, akan semakin hebat jika bisa mem-balance antara dua aspek itu secara imbang. Sehingga wisatawan yang berkunjung bisa menikmati atraksi yang disajikan lengkap dengan akses dan amenitasnya dengan memuaskan.
“Selamat atas peresmian Taman Air Mancur Sri Baduga Tahap ke-3,” kata Menpar Arief Yahya di tengah Situ Buleud, pusat Kota Purwakarta itu.
Sebagai atraksi, air mancur menari Sri Baduga sudah terbesar ke Asia Tenggara. Yang mengalahkan adalah Dubai Waterfountain yang berlokasi di prime destination, di antara Burj Al-Khalifa dan Dubai Mall, UEA.
“Kita tidak bisa melawan kegilaan Dubai dalam membangun waterfountain. Mereka akan terus berinovasi dan berinvestasi untuk menjadi yang terbesar di dunia,” sebut Arief Yahya.
Tetapi jangan khawatir. Yang dilakukan Dubai adalah membuat lebih besar dan spektakuler dengan konsep air mancur menari. Dia tidak dipadu dengan art performance, tidak dikoreografi ke dalam satu kemasan perpaduan antara teknologi dan seni pertunjukan.
“Ada yang terbaik dalam soal art performance di atas water stage, yakni Show Impression of West Lake, di Danau Xihu, Huangzhou, Tiongkok. Pak Presiden Joko Widodo pernah terkesima oleh show mereka saat pembukaan APEC sana,” jelasnya.
Karena itu, saran Arief Yahya yang mantan Dirut PT Telkom ini, padukan antara teknologi waterfountain Dubai dengan art performance Xihu Huangzhou.
“Lalu dibuat semacam sendratari kolosal yang memadukan berbagai unsur sekaligus. Art dengan seni tradisi local, teknologi lighting, soundsystem, dan pergerakan air mancur menari, menjadi satu kesatuan yang solid. Itu baru akan mengalahkan Dubai dan Huangzhou sekaligus,” kata Arief Yahya yang lulusan ITB Bandung, Surrey University Inggris dan Program Doktoral Unpad Padjajaran, Bandung itu.
Arief Yahya juga memuji Bupati Dedi Mulyadi yang berjiwa seni, dan memiliki passion berkesenian. Tidak terlalu sulit untuk menemukan sendratari Sri Baduga yang berbasis seni budaya Sunda.
“Saya yakin, karena Pak Bupati Dedi Mulyadi ini adalah Penerima Anugerah Kebudayaan dan Penghargaan Maestro Seni Tradisi Kategori Pelestari dari Mendikbud, September 2016,” sebut Arief Yahya, yang disambut tepuk tangan riuh.
Dari sisi pengembangan destinasi, Taman Air Mancur Sri Baduga ini cukup memiliki “kekuatan” untuk dipromosikan ke level dunia. Tetapi wisatawan nusantaranya sendiri cukup menjanjikan, karena akses menuju Purwakarta cukup dekat, 74 km dari Jakarta dan 72 km dari Bandung, persis di tengah-tengah.
“Jadi, kalau lancer, perjalanan darat hanya 1-1,5 jam sana,” tandas Arief Yahya.
Lalu, dari sisi amenitas, Purwakarta sudah menjanjikan lahan untuk dibuat pusat amenitas di Waduk Jatiluhur.