Tamasya di Kampung Batik, Para Pengunjung Dijamin Keasyikan Selfie
Diharapkan ke depannya, pemukiman tersebut akan diubah menjadi kampung wisata yang disertai pelatihan batik buat pengunjungnya.
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribun Jateng, Hermawan Handaka
TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG - Dinding rumah dan tembok pagar permukiman warga Batik Tengah, Rejomulyo, Semarang Timur, tampak warna warni.
Pemandangan kampung tempo dulu itu jadi daya tarik buat pengunjung. Biasanya, para wisatawan datang ke sana untuk selfie.
Dan yang tak kalah menarik, anak anak di kampung itu senang bermain mainan tradisional di loasi yang dipenuhi lukisan mural, yang berlokasi di Bubakan RT 04/RW 02 Rejomulyo, Semarang Timur.
Adalah Buwono Putra (22) Mahasiswa jurusan kimia di Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga bersama rekan rekannya mengunjungi kampoeng Jadoel Batik Tengah, Rejomulyo, Semarang Timur, untuk melihat mural yang ada di daerah tersebut.
"Karena penasaran dan ingin belajar batik saya bersama teman teman kampus datang kesini," ujarnya sembari memandangi lukisan di dinding.
Menurutnya, tempat yang ia datangi sangat bagus dan bisa menjadi contoh pemukiman di daerah lain.
Ketua RT setempat Dwi Christianto mengatakan, adanya Kampoeng Jadoel ini sekaligus untuk mengubah imej kampung yang dulu dikenal banyak kasus kriminal kini menjadi ramah anak dan menarik serta nyaman untuk dikunjungi siapa pun.
Dikatakannya, sejarah Kota Semarang dituangkan pada mural dinding tersebut.
"Kampung Batik pernah dibakar penjajah karena pemberontakan yang dilakukan oleh warga Semarang, mural di sini kami ceritakan tentang perubahan pemukiman dari masa kolonial hingga sekarang," kata Dwi.
Diharakpan ke depannya, pemukiman tersebut akan diubah menjadi kampung wisata yang disertai pelatihan batik buat pengunjungnya. Kampung Batik ini akan dibuka untuk umum pada 29 April mendatang.(*)