Menjelajah Taman Purbakala Pugung Raharjo di Lampung
Untuk mencapai Pugung Raharjo yang jaraknya sekitar 42 kilometer dari Kota Bandar Lampung, sebenarnya sangat mudah.
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribun Lampung, Dennish Prasetya
TRIBUNNEWS.COM - Taman Purbakala Pugung Raharjo di Desa Pugungraharjo, Kecamatan Jabung, Lampung Timur, merupakan destinasi wisata sejarah di Lampung.
Awalnya, situs Pugung Raharjo ditemukan pada tahun 1957 oleh penduduk setempat yang terdiri atas warga transmigran sewaktu penebangan hutan.
Beberapa penebang hutan, yakni Barno Raharjo, Sardi, Karjo dan Sawal melaporkan hasil penemuan tersebut kepada Dinas Purbakala.
Temuan awal tersebut adalah sebuah arca yang yang bercirikan masa klasik dan berlanggam Budhis.
Selang beberapa tahun sejak ditemukan, tepatnya pada tahun 1968, dilakukanlah penelitian awal oleh Lembaga Purbakala yang dipimpin oleh Drs. Buchori.
Pada tahun 1973, Lembaga Purbakala dan Peninggalan Nasional bekerjasama dengan Pennsylvania Museum University melakukan pencatatan dan pendokumentasian kepurbakalaan Pugungraharjo.
Hasilnya dituangkan dalam Laporan Penelitian Sumatera. Pada tahun 1980 dilakukan ekskavasi, yang menghasilkan kesimpulan bahwa kompleks megalitik Pugung Raharjo memiliki luas sekitar 25 hektare.
Di Taman Purbakala Pugung Raharjo terdapat punden berundak yang bentuknya seperti piramida di Mesir. Bukan cuma satu tetapi ada 13 piramida berukuran mini.
Para peneliti menilai, situs Pugung Raharjo sangat unik. Sebab, peninggalan-peninggalan zaman megalitik (dari tahun 2500 SM), klasik (Hindu-Buddha) sampai Islam, terdapat lengkap.
Memasuki areal Pugung Raharjo, Anda akan menemukan hamparan hijau parit tanah yang ditumbuhi rerumputan tertata rapi.
Tepat di tengah terdapat semacam gapura batu. Di samping parit tanah yang ternyata merupakan benteng primitif sepanjang 1,2 kilometer itu, terdapat jalanan berbatu untuk pengunjung melakukan tracking menuju situs-situs yang ada di sana.
Uniknya meski berbentuk parit, benteng ini tidak pernah tergenangi air meski hujan deras. Bahkan pernah saat banjir beberapa tahun lalu, areal situs tidak terkena banjir.
Batu berlubang terdapat di bagian timur situs, yakni dekat mata air. Batu berlubang terbuat dari batu kali berwarna hitam abu-abu yang terdapat empat lubang di bagian permukaan batu yang datar.