Warjak Warteg Jaman Now Siapapun Bisa Jadi Pengusaha Warteg
Martin Kauw sang owner Warjak (Warungnya Jakarta) awalnya merasa prihatin dengan terbuangnya waktu pelaku usaha warung makan
Penulis: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Martin Kauw sang owner Warjak (Warungnya Jakarta) awalnya merasa prihatin dengan terbuangnya waktu pelaku usaha warung makan yang setiap pagi harus belanja dan mengolah bahas makanan hingga disajikan di etalase warung makannya.
"Setiap pagi buta harus menjalankan rutinitas belanja bahan makanan hingga mengurangi mutu kesehatan badan dan hasil olahannya sehingga berpengaruh dengan omset mereka tentunya," jelas Martin Kauw ditemui di salah satu lapak anggota Warjak di bilangan Tebet Jakarta Selatan, Selasa (23/1/2018).
Berawal dari hal itulah, Warjak dikatakannya mengajak pemilik atau calon pemilik lapak makanan bergabung dengan pihaknya.
"Semua persiapan dari etalase dan isinya, yaitu berbagai makanan siap saji kami sediakan, sehingga para anggotanya itu hanya murni berjualan saja dan tahu beres untuk persiapannya," jelasnya.
Dikatakannya, syarat menjadi anggota Warjak dijelaskan Martin Kauw, pertama hanya memiliki lahan permanen untuk membuka usaha warung makan.
"Pemilik warung makan yang menjadi anggota kami harus memiliki prinsip menjaga kualitas warung makannya dan tentunya makanannya juga," katanya.
Dapur umum Warjak diakui Martin tentunya sudah memenuhi standar nasional dalam hal kuliner.
"Koki kami sudah harus memenuhi standar selain itu, kami juga memiliki ahli nutrisi dan ahli gizi untuk menjaga kualitas makanan yang kami sediakan. Masalah kehalalan makanan jelas terjamin, bahkan tak lama lagi sertifikasi halal sudah kami dapatkan," ujarnya.
Sementara itu, Marketing Komunikasi Warjak, Andi Djoe mengatakan dana yang harus disediakan para calon pedangan makanan yang terinspirasi warung tegal ini tidak membutuhkan dana yang besar.
"Paket kemitraan Warjak kita tetapkan sebesar Rp 5,5 Juta. Investasi ini mencakup peralatan lengkap penyajian makanan yang terdiri dari etalase, meja dan dua buah bangku panjang, centong takar, piring serta sendok," kata Andi
Sedangkan di luar investasi menurut Martin Kauw, mitra atau anggota Warjak harus menyiapkan lokasi dan karyawan. Selain itu, anggota Warjak haru order untuk pasokan makanan per harinya.
"Minimal order dari anggota sebesar Rp 250.000, anggota Warjak bebas memilih 62 menu yang disediakan oleh Warjak. Minimal menu utama seperti telur dadar, tempe orek dan sayur harus ada," papar Martin.
Salah satu anggota atau mitra Warjak, Cinthya yang membuka lapaknya di Jalan Tebet Timur Dalam Raya mengatakan dirinya menjadi bagian dari Warjak sejak bulan November tahun 2016.
"Saya terbantu dengan adanya Warjak ini, karena saya tinggal menyajikan saja, dan tentunya hasil yang kita dapat juga lumayanlah bisa menambah penghasilan harian keluarga," selorohnya.
Menurut Cinthya, pelanggannya datang dari sekitar wilayah tempatnya membuka lapak.
"Ada karyawan, dan juga masyarakat yang tinggal di seputaran daerah saya ini," tuturnya.
Menurut Andi, pemesanan makanan dapat dilakukan anggota atau mitra Warjak maksimal pukul 2 sore, satu hari sebelum makanan disiapkan.
Pada hari H, mitra Warjak dapat menjemput pesanan ke kantor pusat dari jam 4 subuh hingga jam 7 pagi.
"Setiap gerai mitra Warjak menawarkan menu-menu makan berat ala warteg untuk konsumen. Harga makanan di lapak mitra Warjak berkisar Rp 9.000 hingga Rp 13.000 per porsi," jelas Andi.