Di Kafe Ini Anda Bisa Tidur di Peti Mati. Berani Coba?
Para tamu juga diminta memberikan desain upacara kematiannya, dari memilih peti mati sampai album foto
Penulis: Deodatus Pradipto
Kafe ini sebenarnya dibangun untuk desertasi PhD Rojanaprapa di bidang filsafat dan agama di Saint John's University, Bangkok.
Menurut Rojanaprapa topik desertasinya adalah bagaimana mengurangi keserakahan, bagaimana mengurangi indeks korupsi, dan bagaimana meningkatkan indeks transparansi di Thailand lewat cara memanfaatkan Buddhisme di negara yang populasi pemeluk agama Budha mencapai 90 persen.
"Budha kami mengajarkan soal kesadaran akan kematian dan Beliau bilang ketika seseorang menyadari kematiannya, dia akan mengurangi 'saya' di dalam pikirannya dan dia akan mengurangi keserakahan dan mengurangi kemarahan," jelas Rojanaprapa kepada CNN Travel.
Veeranut Rojanprapa mengatakan jika seseorang tahu besok adalah hari kematiannya, dia tidak akan memanfaatkan waktunya yang berharga untuk membalas musuh, atau korupsi, atau mendapatkan uang lebih banyak.
Sebaliknya, orang akan memanfaatkan waktu tersisanya untuk melakukan kebaikan, berkumpul dengan keluarga, dan memperbaiki kesalahan-kesalahannya di masa lalu.
Rojanprapa juga meminta para tamu Kid Mai Death Cafe untuk menuliskan di secarik kertas soal pengalaman kesadaran terhadap kematian masing-masing.
Para tamu juga diminta memberikan desain upacara kematiannya, dari memilih peti mati sampai album foto.
Kid Mai Death Cafe bahkan bersedia menggelar upacara kematian para tamu jika para tamu meninggal dunia.
Aura kematian tidak hanya terasa lewat kehadiran sebuah peti mati.
Di kafe juga tersedia tengkorak manusia.
Tidak perlu khawatir, tengkorak manusia ini terbuat dari resin.
Kerangka manusia ini berusaha menyampaikan pesan kepada para tamu mereka akan menjadi kerangka setelah meninggal dunia.
Angie termasuk pengunjung Kid Mai Death Caffe yang memanfaatkan kesempatan berfoto dengan kerangka manusia itu.
Perempuan 20 tahun itu enggan coba masuk ke peti mati.
"Tidak, karena ibu saya tidak menyukainya. Dia pasti marah jika saya masuk ke peti mati," kata mahasiswi itu.
"Saya takut. Saya tidak ingin masuk ke peti karena saya belum mau mati sekarang," imbuh Angie.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.