Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kafe Ini Punya Sederet Menu yang Namanya Bikin Merinding. Temanya Kematian

Kid Mai Death Cafe memberikan diskon 10 persen. Syaratnya, tamu bersedia berbaring di peti mati.

Penulis: Deodatus Pradipto
zoom-in Kafe Ini Punya Sederet Menu yang Namanya Bikin Merinding. Temanya Kematian
Sgforums.com
Kid Mai Death Cafe, Bangkok, Thailand 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kid Mai Death Cafe di Bangkok, Thailand tidak hanya menghadirkan atmosfer kematian lewat desain interiornya.

Tema kematian juga tertuang lewat aneka makanan dan minuman yang mereka sajikan.

Kafe ini juga menghadirkan menu-menu yang bertema kematian.

Di antaranya aneka minuman berbahan kopi seperti One Year Left latte, One Month Left mocha, dan Last Day espresso.

Kid Mai Death Cafe, Bangkok, Thailand
Kid Mai Death Cafe, Bangkok, Thailand (Sgforums.com)

Minuman paling populer di kafe ini adalah minuman dingin manis yang memiliki empat nama.

Masing-masing namanya adalah Born, Elder, Painful, dan Death. Death adalah minuman yang terbuat dari cokelat yang ditaburi whipped cream.

"Kami juga membuat kue-kue kering kematian, black coockies, untuk diberikan kepada tamu. Kami punya banyak jenis. Kue itu sendiri adalah arang yang kami tambahkan cokelat putih dan es krim cokelat di atasnya," ujar Trynh Phoraksa, manajer Kid Mai Death Cafe, kepada CNN Travel.

Kid Mai Death Cafe, Bangkok, Thailand
Kid Mai Death Cafe, Bangkok, Thailand (Sgforums.com)
Berita Rekomendasi

Anda tidak perlu takut membayar mahal makanan dan minuman di sini.

Kid Mai Death Cafe memberikan potongan harga sebesar 10 persen kepada para tamunya.

Syaratnya, tamu bersedia berbaring di peti mati yang mereka sediakan.

Kid Mai Death Cafe, Bangkok, Thailand
Kid Mai Death Cafe, Bangkok, Thailand (Sgforums.com)

Selain menjadi kafe, kafe ini juga jadi tempat kegiatan keagamaan Budha dan kegiatan lain.

Kegiatan-kegiatan semacam ini biasa diselenggarakan di sebuah ruangan besar di bagian belakang kafe.

Kegiatan itu biasa diajarkan oleh rahib Budha.

Acara ini biasa diikuti oleh 200 orang yang didukung oleh Buddhist Baan Aree Foundation.

Selain kegiatan keagamaan, kegiatan-kegiatan yang dilakukan antara lain kegiatan belajar-mengajar bahasa Mandarin, bahasa Jepang, bahasa Inggris, komputer, dan menggambar. Kegiatan ini tidak dipungut biaya alias gratis.

"Kelas yang paling populer adalah bahasa Mandarin. Gurunya adalah orang China yang bisa berbahasa Thai," kata Trynh. 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas