Kisah Sepenggal Tembok Gereja St Paul di Macao Kokoh Berdiri Setelah Disambar Petir
Koh Alan menjelaskan, pada 1835 gereja ini pernah kesambar petir karena badai taifun sehingga terbakar dan hanya menyisakan tembok bagian depan saja
Penulis: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, MACAU - Turun dari bukit tempat Museu de Macau (Museum Macao) berada, terdapat reruntuhan Gereja St Paul atau Ruins Of St. Paul's yang sangat terkenal itu, yang sudah ditetapkan UNESCO sebagai salah satu situs budaya Warisan Dunia. Jadi kalau jalan-jalan ke Macao wajib mendatangi peninggalan sejarah ini.
Ribuan orang setiap hari mengunjungi puing gereja yang uniknya hanya menyisakan dinding depannya saja, untuk berfoto ria dan setelah puas mereka bisa langsung turun untuk makan atau minum di sepanjang toko-toko yang menjajakan makanan aneka macam baik halal dan nonhalal.
Baca: Museu de Macau Dulunya adalah Benteng Pertahanan dari Serangan Musuh
Soal halal atau nonhalal, jangan kawatir, selain ada penjelasan tertulis di setiap makanan yang dijajakan dan para pelayan toko akan memberitahu apakah makanan yang mereka jual halal atau nonhalal.
Menurut Koh Alan yang memandu kami jalan-jalan di Macao bersama Anggoro Putranto, PR & Communications, Macao Government Tourism Office (MGTO), kompleks gereja Katolik St Paul dibangun pada abad ke-16, termasuk di dalamnya yang semula merupakan Kolese St. Paul dan Gereja St. Paul yang juga dikenal sebagai "Mater Dei".
Disebutkan, gereja Portugis abad ke-17 ini didedikasikan kepada Rasul Santo Paulus.
Koh Alan menjelaskan, pada 1835 gereja ini pernah kesambar petir karena badai taifun sehingga terbakar dan hanya menyisakan tembok bagian depan saja. Gereja ini sudah beberapa kali diperbaiki karena kebakaran, sebelum akhirnya disambar petir.
"Tembok gereja ini menjadi sejarah dan tidak direnovasi karena sangat unik karena memadukan ornamen Eropa dengan China. Dari 22 gereja yang ada hanya Gereja St Paul yang ada tulisan Mandarin, serta berisikan gambar singa, naga, sebagai lambang negara China.
Bahkan, setelah kita menuruni 68 anak tangga dari posisi reruntuhan gereja St Paul dengan taman bunga warna-warni, ada patung sepasang muda-mudi perempuan lokal (Macao) dengan laki-lagi Portugal memadu kasih, yang jadi ikon kota Macao.
Adapun angka 68, kata Koh Alan, melambangkan kepercayaan agar lancar segala usaha dan menghasilkan banyak uang.
Arti dan Makna simbol
Kalau kita cermati ternyata dinding gereja berisi gambar-gambar yang punya arti sendiri.
Menurut pemandu wisata Koh Alan, di tembok paling atas ada gambar roh kudus turun dalam rupa burung, yang melambangkan awal mula dunia dan di kiri kanan ada gambar matahari, bulan dan empat bintang yang melambangkan empat musim.
Selanjutnya dibawahnya ada gambar Yesus, yang di kanan kiri ada palu, pecut, paku, mahkota duri, dan patung St Petrus memegang salib, dan kemudian ada kebangkitan yang melambangkan terang dunia.
Pada dinding dibawahnya lagi ada gambar campuran budaya Barat dan China, Jepang china, kapal Portugal. Tampak Bunda Maria dikelilingi enam malaikat, lalu ada pohon natal, kapal Portugis, naga dengan Maria di atasnya yang menginjak kepala naga, lalu tengkorak, dan di bawah tengkorak kembang raja Jepang (seruni).
Pada dinding paling bawah, ada 4 patung St Fransiscus Xaverius saat ke Tiongkok, juga ada logo IHS, logo Yesus, dan tulisan Mater Dei (Maria Bunda Allah).
Baca: Yuk, Jalan-jalan ke Macao
Di belakang Gereja St Paul ada museum berisi tulang belulang para pastor (imam katolik).
Konon, dulu di sekitar gereja ada sekat yang menandakan bahwa di dalam tembok orang-orang Katolik, sedangkan di luar tembok ada Budha, Konghuchu dan lainnya.
Namun suatu ketika orang-orang di dalam tembok kena penyakit menular akhirnya banyak yang mati. Atas saran akhirnya bikin kuil di dalamnya berisi Dewi Bocah dan ajaib orang di dalam sehat semua.
"Gereja ini adalah pertama di dindingnya ada tulisan China, NA TCHA, artinya dia datang beres semua (maksudnya Dewi Bocah)," kata Koh Alan.(Bersambung)