Mangut Lele dan Nasi Goreng Racikan Restoran Suka Suka Obati Kangen Menu Nusantara di Negeri Sakura
Rumah makan ini sangat kentara dan 'berbau' Indonesia. Bagaimana tidak? Dari pintu utama, sebuah bendera Merah Putih telah berkibar.
Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya
Editor: Anita K Wardhani
Saat Tribunnews.com menyantap hidangan, nampak beberapa lelaki Indonesia turut memesan di rumah makan ini.
Disambut oleh Pak Bambang, mereka langsung memesan tempe goreng sebagai hidangan pembuka.
Menurutnya, tempe goreng menjadi menu andalan lain yang kerap dipesan oleh pembeli 'Suka-suka'.
Satu porsi tempe goreng sendiri berisikan 5 tempe goreng dengan sambal. Harga yang dibanderol adalah 580 yen.
'Suka-suka' : Rumah Makan Sehari Jadi
Bambang menceritakan awal mula berdirinya bisnis kuliner yang kini digeluti bersama sang istri.
Di tahun 2012, ia melihat sebuah peluang bisnis ketika menemukan lahan sewa atau spot yang bisa dibilang 'strategis'.
Hanya dalam hitungan sehari, ia memutuskan untuk menyewa lahan tersebut. Uniknya, Bambang langsung menyewa lahan itu meski belum memiliki koki dan pekerja.
"Pagi hari saya lihat tempatnya, sore atau malamnya saya langsung sewa tempat itu. Baru besoknya bikin lowongan kerja untuk cari koki," ucapnya.
Hanya dalam waktu empat tahun, Bambang sudah dapat membeli lahan yang awalnya ia sewa. Sebuah pencapaian luar biasa bagi perantau yang menawarkan masakan berbeda dari negeri yang ia tinggali.
Pria yang gemar menenggak bir itu mengaku pembelinya banyak berasal dari orang Indonesia hingga Malaysia yang bekerja di Suzuka.
Dalam sehari, biasanya 'Suka-suka' melayani 35 pembeli hingga 50 pembeli. Belum lagi apabila weekend, jumlah tersebut akan meningkat.
"Ya sehari ada 35-50 pembeli. Kalau akhir pekan, beda lagi (tambah banyak, - red)," katanya.