Jelang Bulan Ramadan, Yuk Virtual Traveling ke 4 Masjid dengan Akulturasi Budaya
Cukup duduk di rumah, membuka laptop atau gawaimu, kamu bisa menjelajahi keempat masjid tersebut secara virtual.
Editor: Arif Setyabudi Santoso
Masjid ini berdiri untuk menghormati Laksamana Cheng Ho yang pernah datang menyebarkan agama Islam di kawasan Asia Tenggara.
Jika baru pertama kali melihat, kamu akan takjub dibuat dengan warna merah, hijau, dan kuning khas Tionghoa yang begitu terasa di masjid ini.
Selain itu, masjid juga memiliki bangunan utama seluas 11x9 meter yang mana angka-angka tersebut berfilosofi.
Angka 11 adalah luas Ka'bah saat awal dibangun, sementara angka 9 melambangkan jumlah wali yang menyebarkan ajaran Islam di Jawa, biasa juga disebut Wali Sanga.
Keunikan tersebut kerap dijadikan tujuan wisata di Surabaya dan menjadi obyek menarik untuk fotografi.
Masjid ini dibangun pada 2002 oleh Arsitek Ir Abdul Aziz dengan kapasitas menampung 200 jemaah.
Penasaran dengan arsitekturnya? Cukup buka Google Maps dan ketik Masjid Cheng Ho Surabaya.
Ubah ke mode tampilan 360 derajat dan kamu akan melihat bagian dalam maupun luar masjid secara menyeluruh, tanpa perlu keluar rumah.
4. Masjid Gedhe Kauman Yogyakarta
Masjid ini terletak di kawasan Kraton, tepatnya di barat Alun-alun Utara Yogyakarta. Masjid berarsitektur khas Jawa ini sarat akan filosofi Jawa pada bentuk bangunannya.
Bentuk bangunan utamanya adalah tajug lambang teplok beratap tumpang tiga. Hal ini ingin menunjukkan nilai-nilai Islam dalam filosofi Jawa seperti Hakekat, Ma'rifat, dan Syariat.
Namun, dalam ajaran agama lain seperti Hindu dan Buddha, hal ini mencerminkan meru, bangunan suci tempat para dewa.
Baca juga: Itinerary Wisata Virtual Yogyakarta, Keliling Kota Gudeg dari Gawai atau Latop
Masjid Gedhe Kauman Yogyakarta dibangun oleh Sultan Hamengku Buwono I pada 1773. Arsitekturnya yaitu Kiai Wiryokusumo.