Tempat Wisata Ramai Pengunjung, Sosiolog: Terjadi New Normal Versi Masyarakat karena Polusi Simbolik
Sosiolog membenarkan ramainya tempat wisata di tengah pandemi dikarenakan terciptanya new normal versi masyarakat yang disebabkan polusi simbolik.
Penulis: Widyadewi Metta Adya Irani
Editor: Muhammad Renald Shiftanto
Masyarakat pun, Drajat menambahkan, akhirnya merasa jenuh sehingga terdorong untuk keluar.
"Karena berulang, berputar-putar gitu kegiatannya di ruang yang sempit, dengan populasi yang tidak beragam, maka mengalami disenchantment."
"Disenchantment itu ketidakmenarikan dalam hubungan sosial atau kejenuhan sehingga mereka harus keluar," terangnya.
Tempat Wisata di Aceh Utara Mulai Ramai Pengunjung
Ramainya tempat wisata di masa pandemi yang belum berakhir satu di antaranya terlihat di Kabupaten Aceh Utara, Provinsi Aceh.
Padahal, secara resmi, Pemerintah Kabupaten Aceh Utara belum membuka obyek wisata di wilayah tersebut.
Diberitakan Kompas.com sebelumnya, ramainya pengunjung tersebut tampak di kawasan obyek wisata Gunung Salak, Kecamatan Nisam Antara, Kabupaten Aceh Utara, Minggu (7/6/2020).
Ratusan orang mengunjungi obyek wisata yang terdiri dari berbagai macam kafe dengan panorama alam pegunungan itu.
Baca: Ini Protokol Lengkap Selama Masa Transisi PSBB Jakarta, Mulai dari Rumah hingga Tempat Wisata
Sebagian besar pengunjung terlihat mengenakan masker, tetapi beberapa pengunjung lainnya terlihat tak menggunakannya.
Para pengunjung pun tampak datang bersama teman, pasangan, maupun keluarganya.
Seorang pengunjung, Tajuddin Banba, mengaku datang bersama keluarganya untuk melepas penat dan bersantap makan siang.
“Jika sebelumnya sangat terbatas orang berkunjung, sekarang ini sudah ramai sekali, sudah seperti normal kembali,” kata Tajuddin.
Hal yang sama terlihat di Pantai Bantayan, Kecamatan Seunuddon, Kabupaten Aceh Utara.
Ratusan orang berwisata di obyek wisata pantai itu.
Bahkan beberapa pengunjung datang dari Kabupaten Aceh Timur dan Kota Langsa.
“Mumpung sudah mulai normal lagi, dua bulan lebih juga tidak ke pantai, maka saya datang ke pantai bersama keluarga,” sebut seorang pengunjung, Muammar.
(Tribunnews.com/Widyadewi Metta, Kompas.com/Kontributor Lhokseumawe, Masriadi)