Satgas Covid-19 dan PHRI Sediakan Fasilitas Isolasi Mandiri Berbayar
Pemerintah menggandeng organisasi perhotelan untuk menyediakan tempat isolasi khusus bagi warga negara asing (WNA) yang baru tiba di Indonesia.
Penulis: Taufik Ismail
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews Taufik Ismail
TRIBUNNEWS. COM, JAKARTA - Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan, pemerintah menggandeng organisasi perhotelan untuk menyediakan tempat isolasi khusus bagi warga negara asing (WNA) yang baru tiba di Indonesia.
Pernyataan Wiku tersebut merespon adanya hotel tempat karantina WNA yang masih membuka tamu umum untuk menginap sehingga berpotensi menularkan virus Corona atau SARS-CoV-2 jenis baru.
"Pemerintah pusat telah melakukan kerjasama dengan persatuan hotel dan restoran Indonesia atau PHRI untuk menjamin tersedianya fasilitas isolasi mandiri berbayar untuk WNA," kata dia dalam konferensi pers yang disiarkan Sekretariat Presiden, Kamis, (31/12/2020).
Wiku mengatakan bahwa Satgas Penanganan Covid-19 sangat berkomitmen untuk mencegah imported cases, termasuk mencegah masuknya strain virus Corona baru dengan nama B-1117 yang menyebar di sejumlah negara.
Baca juga: Karyawan RS Dipecat karena Keluarkan Lusinan Botol Vaksin Moderna dari Freezer
"Satgas melakukan pengetatan prosedur kedatangan WNA," katanya.
Untuk mendeteksi penyebaran Corona B-117 di Indonesia, Satgas menurut Wiku melakukan surveilans genomic. Tujuannya untuk melihat karakteristik dan distribusi genome di Indonesia.
Baca juga: Palsukan Surat Keterangan Tes Covid-19 Bisa Dipidana
"Dilakukan oleh beberapa universitas dan lembaga penelitian," pungkasnya.
Sebelumnya Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan bahwa pemerintah belum bisa memastikan varian baru virus Corona atau SARS-CoV-2 strain B117 atau N501 telah menyebar di Indonesia. Hal itu disampaikan Budi dalam konferensi pers di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa, (29/12/2020).
"Pertanyaannya apakah strain virus ini sudah ada di Indonesia? sampai sekarang kita belum tahu. sampai sekarang kita belum tahu," kata Budi.
Menurut Budi, perlu dilakukan whole genome sequencing untuk dapat mendeteksi strain virus yang pertama kali ditemukan di Inggris tersebut.
"Harus di sequence genetic information dari virus ini," katanya.
Untuk mendeteksi keberadaan strain virus yang sudah terkonfirmasi menyebar di Singapura tersebut, pihaknya kata Budi akan segera mengkonsolidasikan 11 hingga 12 laboratorium bersama Kementerian Ristek atau Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN) yang memiliki kemampuan untuk melakukan genome sequencing.
"Kami juga akan memastikan bahwa rumah sakit-rumah sakit rujukan yang banyak pasien Covidnya mengirimkan sampelnya secara rutin," pungkasnya.