5 Hal Ini Bikin Kualitas Bahan Pangan dari Selandia Baru Bermutu Tinggi
Orang Selandia Baru memiliki kepercayaan untuk tidak hanya memproduksi barang saja, tapi juga peduli dari mana asal barang tersebut.
Penulis: Larasati Dyah Utami
Editor: Arif Tio Buqi Abdulah
Laporan Wartawan Tribunnews, Larasati Dyah Utami
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Selandia Baru atau New Zealand terkenal dengan pemandangan alamnya yang kerap dijadikan salah satu destinasi wisata impian orang-orang dari seluruh dunia.
Namun tidak hanya soal keindahan alamnya. Bahan baku pangan dari Selandia Baru juga memiliki kualitas tinggi atau premium.
Diana Permana, Trade Commissioner for New Zealand Trade and Enterprise mengatakan ada 5 hal panduan sempurna dalam memilih bahan makanan berkualitas yang berorientasi pada faktor keamanan, kelezatan, kualitas premium, bernutrisi, serta etis.
“Kampanye Made with Care (Dengan Sepenuh Hati) ini 'menggarisbawahi' komitmen para produsen makanan di Selandia Baru dalam mengolah dan menghasilkan makanan yang aman, lezat, bermutu premium, bernutrisi tinggi, serta etis untuk lingkungan,” kata Diana di kawasan Senayan, Jakarta, Kamis (21/10/2021).
Baca juga: Dubes Tantowi Hadiahkan Lukisan Batik Karyanya Khusus untuk Gubernur Jenderal Selandia Baru
Baca juga: 4 Diaspora Inspiratif Harumkan Nama Indonesia di Selandia Baru, Ada Peternak Hingga Dalang
Selandia Baru dipercaya untuk mengekspor produk ke 120 negara dan semua barang yang diekspor harus memenuhi standar yang ditetapkan, baik dari Selandia Baru maupun negara tujuan ekspor.
Diana mengatakan, orang Selandia Baru memiliki kepercayaan untuk tidak hanya memproduksi barang saja, tapi juga peduli dari mana asal barang tersebut.
Contohnya berkaitan dengan keamanan (safe) untuk pangan yang siap dikonsumsi.
Bahan pangan dari Selandia Baru dihasilkan dari tangan-tangan orang yang dipercaya untuk menjaga alamnya.
“Ketika alamnya subur, kita pun juga jadi sehat,” ujarnya.
Indonesia menjadi negara tujuan ekspor terpenting bagi Selandia Baru, khususnya untuk produk dairy yang kini mencatatkan nilai ekspor sejumlah $611 juta (Rp8,6 triliun).
Ditambah lagi, peternakan sapi perah Selandia Baru terus berkomitmen untuk menyukseskan program pemerintah untuk selalu menjadi nomor 1 dari 191 negara dalam hal kesiapan perubahan iklim.
Baca juga: Peluang Besar Indonesia Serbu Pasar Perikanan Selandia Baru hingga Australia
Kini, diperkirakan seluruh peternakan berhasil mengurangi emisi karbon sebanyak 68% dibandingkan rata-rata global.
Di samping itu, saat ini terdapat lebih dari 42.000 apiari (peternakan lebah) yang dirawat oleh 9.282 kaitiaki pī (peternak lebah) bersertifikasi yang menghasilkan madu manuka.
Dari segi teknologi pangan, Selandia Baru sukses memproduksi apel berukuran cemilan pertama di dunia dengan kandungan potasium 65% lebih tinggi, 19% lebih tinggi energi, dan 10% lebih tinggi serat dari apel pada umumnya.
“Sebagai salah satu tujuan ekspor terbesar, kami menunjukkan kepada publik Indonesia bahwa konsumsi hariannya berasal dari tangan-tangan terpercaya, karena produsen pangan Selandia Baru sangat percaya bahwa ketika alam bertumbuh subur, kita semua pun melewah,” ujarnya. (*)