Tim Jelajah Kebangsaan Wartawan-PWI Mendengarkan Cerita Dokter Sari Yang Juga Biker Sejati
Masuk dari Labuan Bajo dan menyusuri seribu tikungan yang sangat dikenal dan menjadi surga para bikers hingga titik ujung di Larantuka.
Editor: Toni Bramantoro
"Apa saja yang hilang dan apa yang Sari lakukan saat menghadapi itu semua?" tanya Yanni
"Semua baju ganti, cinderamata, alat motor, juga alat medis. Yang paling saya sayangkan adalah cinderamata yang diberi orang selama perjalanan," ujarnya.
"Masuk Sulawesi dari Tolitoli, saya hanya menyusuri bagian atas, karena sudah pernah keliling Sulawesi bersama suami saat masih hidup, suami saya meninggal pada 2 November 2020, pas saat ulang tahun saya, 5 bulan kemudian saya melakukan perjalanan ini, karena keliling Indonesia ini sudah kami rencakan sebelumnya, meski saya sebenarnya tidak yakin dengan kemampuan saya sendiri, karena saya belum pernah motoran dengan jarak yang jauh seorang diri," papar Sari.
Mendengar kisah sedih Sari, Yanni merasa ikut prihatin.
"Maafkan, turut berduka. Sari sungguh perempuan hebat dan luar biasa, cinta menambah keberanian dan tekat makin kuat, meski seorang diri tetap menjalaninya dan menyelesaikannya," ucap Yanni.
"Ya Mbak, tidak apa-apa terima kasih (sambil memegang tangan Yanni, dan melanjutkan ceritanya). Dari Bitung saya ke Ternate, lalu Halmahera lanjut ke Weda. Di Weda saya kirimkan motor via Ferry ke Sorong dan saya kembali ke Ternate," lanjut Sari.
Rencananya, Sari akan terbang ke Sorong, tapi dia kembali mengalami musibah. Dompet dan seluruh isinya hilang.
"Tidak bisa kemana-mana, ATM pun tidak ada, uang di kantong hanya Rp100 ribu, beruntung saya ditolong seorang teman dan mengirimkan uang lewat teman di Ternate. Akhirnya saya harus terbang ke Larantuka untuk mengurus surat-surat juga kartu perbankan. Satu bulan saya melakukan pengurusan, saat itu saya pergunakan untuk memasukkan lamaran jadi PNS juga, setelahnya baru melanjutkan perjalanan," kisahnya.
Dari Larantuka Sari akhirnya terbang ke Sorong, total perjalanannya kurang lebih 7 bulan.
"Saya bahagia bisa menyelesaikan impian kami berdua, saya sudah sampai di titik nol Merauke juga, lega rasanya. Bersyukur tidak ada kejadian yang mengerikan dan menyulitkan selain kehilangan barang dan dompet itu saja," imbuhnya.
"Dari semua perjalanan, pulau yang tercantik dan indah adalah Sumba, haruslah Mbak Yanni ke sana. Sumba terlengkap menurut saya, mulai dari religi, adat, lansekap, air terjun, pantai, gunung, semua ada di sana," cerita Sari dengan tetap tersenyum.
"Setelah ini apa ada rencana turing lagi?" tanya Yanni.
"Sementara tidak, karena saya baru saja diterima jadi PNS dan bulan depan sudah harus mulai bertugas di Nagegeo, Bajawa," katanya.
Sari Kleruk adalah contoh yang menginspirasi, seorang perempuan cantik, kuat dan hebat.